Apa yang dilakukan pemerintah relevan baik untuk post pandemi maupun transformasi pendidikan
Jakarta (ANTARA) - Staf Khusus Presiden Billy Mambrasar mengatakan pandemi COVID-19 yang membuat siswa tidak bisa melaksanakan pembelajaran tatap muka mendorong tren digitalisasi pendidikan.

"Memang betul awalnya arahan mengakselerasi pendidikan digital seolah hanya reaksi terhadap pandemi, tetapi ternyata ini akan menjadi tren pendidikan Indonesia ke depan," kata Billy dalam talkshow daring "G20, Kita Bisa Apa?" yang dipantau di Jakarta, Rabu.

ia pun menilai langkah Presiden Jokowi yang meletakkan anak muda dengan segudang pengalaman di bidang digital ke dalam Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).

"Apa yang dilakukan pemerintah relevan baik untuk post pandemi maupun transformasi pendidikan Indonesia dalam jangka panjang sesuai dengan tren dan tantangan global saat ini," ucapnya.

Baca juga: Pengamat dorong Indonesia kejar ketertinggalan pendidikan teknologi

Baca juga: Pemerhati minta rencana induk digitalisasi pendidikan dimatangkan


Sebelum COVID-19 pemerintah pun telah membangun infrastruktur Palapa ring timur untuk memastikan masyarakat di wilayah timur Indonesia dapat mengakses internet.

"Tapi yang masih menjadi kendala, belum banyak operator memanfaatkan jejaring fisik yang telah dibangun. Jadi harapannya bagaimana menarik operator ke sana," ucapnya.

Pengembangan digitalisasi pendidikan pun diperlukan karena beberapa daerah yang kekurangan guru berkualitas pun terbantu oleh teknologi digital.

Menurut dia jika digitalisasi pendidikan dapat diakselerasi, pendidikan yang berkualitas dapat dinikmati secara lebih merata.

"Kita akan bisa mengurangi gap pendidikan antara anak muda di berbagai wilayah di Indonesia, terutama antara wilayah timur yang kualitas pendidikannya masih lebih rendah dibandingkan wilayah barat," ucapnya.

Baca juga: Nadiem: Program digitalisasi sekolah gunakan produk dalam negeri

Baca juga: Kemendikbud masukkan digitalisasi pendidikan dalam subtema PKN 2021

Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021