Lumajang (ANTARA) - Organisasi kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) mengupayakan pemulihan fisik untuk para korban yang terdampak dari meningktanya aktivitas Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur.
 
 
Komandan Posko ACT Lukman Sholehuddin mengatakan pemulihan fisik dilakukan dengan menggalakkan program pembangunan, baik itu rumah komunal sementara (ICS) ataupun rumah tumbuh.

 
 
"Dalam satu lingkup ICS ini kami himpun 50 sampai 100 keluarga atau kami bikin familly shelter di tanah pengungsi. Mereka punya tanah minta dibangun di sana, maka kami bangunkan itu," kata Lukman saat diwawancarai di Lumajang, Kamis.

 
 
Selain membangun rumah untuk para korban terdampak mletusnya Gunung Semeru, ACT juga berkomitmen untuk membantu perbaikan fasilitas umum yang rusak, mulai dari sekolah hingga tempat ibadah.

 
 
Lukman menjelaskan program pemulihan fisik ini masih dalam tahap pengkajian karena ACT harus berselaras dengan unsur pemerintah.

 
 
"Pemulihan masih dalam tahap pengkajian karena kami harus berselaras dengan unsur pemerintah, apakah mereka (korban) harus relokasi atau boleh mendirikan rumah di lokasi yang sama," ujarnya.

 
 
Selain program pemulihan fisik, ACT juga mengupayakan pemulihan ekonomi untuk para korban Gunung Semeru karena banyak lahan yang gagal panen akibat tertimpa awan panas guguran.

 
 
Program pemulihan ekonomi itu dilakukan dengan memberikan bantuan bibit untuk menggantikan tanaman warga yang rusak atau gagal panel.

 
 
Selain pembibitan, ACT menyatakan tetap mendukung logistik dengan menyediakan makanan untuk para korban sampai ekonomi mereka tumbuh dan stabil.

 
 
"Jangan sampai mereka punya modal untuk usaha, tapi enggak makan, atau punya modal dipakai makan, usahanya enggak berjalan. Program pangan ini akan terus berlangsung walaupun sampai ke tahap recovery, kalau ada yang berjualan kami akan inisiasi dengan UMKM," ujar Lukman.

 
 
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan ada 39 orang meninggal dan 13 orang hilang akibat bencana awan panas guguran Gunung Semeru.

 
 
Pada Rabu (8/12), Pos Komando (posko) Tanggap Darurat Awan Panas dan Guguran Gunung Semeru melaporkan jumlah korban mencapai 6.022 orang yang tersebar di 115 titik pos pengungsian.

 
 
Posko terus memutakhirkan data warga terdampak maupun warga yang mengungsi di wilayah Kabupaten Lumajang, Malang dan Blitar.

 
 
Sebaran jumlah korban paling banyak berada di Kecamatan Candipuro dengan 2.331 orang, sedangkan di Kecamatan Pasirian 983 orang, Pronojiwo 525, Tempeh 554, Sumbersuko 302, Lumajang 271, Pasrujambe 212, Sukodono 204, Kunir 127, Tekung 67, Senduro 66, Padang 62, Jatiroto 59, Kedungjajang 50, Klakah 45, Yosowilangun 40, Rowokangkung 37, Ranuyoso 26, Randuagung 24, Tempusari 23 dan Gucialit 14.

 
 
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengimbau agar masyarakat tidak beraktivitas dalam radius satu kilometer dari kawah Gunung Semeru dan jarak lima kilometer arah bukaan kawah di sektor tenggara hingga selatan serta mewaspadai awan panas guguran, guguran lava dan lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Semeru.

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2021