Bandung (ANTARA) - Peran Nahdlatul Ulama (NU) sangat besar dalam sejarah kemerdekaan Indonesia. Hal itu dianggap penting bagi Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dalam membantu sosialisasi Pancasila ke akar rumput. Pandangan tersebut mengemuka dalam 'Dialog Kebangsaan Peran NU Dalam Mengarusutamakan Nilai-Nilai Pancasila' di Gedung Dakwah Pengurus Wilayah NU Jawa Barat, Bandung pada Sabtu (18/12). 
 
Mengawali sambutan, Kepala BPIP Yudian Wahyudi bilang sejatinya dia warga Nahdliyin. Sejak berusia 12 tahun, dia masuk Pondok Pesantren Termas (Pacitan) dan Al-Munawwir Krapyak (Yogyakarta). Dari situ, dia mengingatkan perjuangan santri jauh sebelum kemerdekaan Indonesia. Puncak gerakan kaum santri adalah lahirnya Resolusi Jihad yang diprakarsai tokoh NU Hasyim Asy'ari pada 1945. "Kiai, santri, NU adalah simbol kepahlawanan. Dalam perjalanannya memaafkan orang lain dan cinta Tanah Air. Mari kita isi kemerdekaan ini," seloroh Yudian.
 
 
 
Mantan Rektor UIN Sunan Kalijaga ini menyebutkan tiga alasan kenapa umat Islam harus mengakui Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara. Pertama, spirit perjuangan kemerdekaan meniscayakan Pancasila sebagai ideologi pemersatu bangsa. Kedua, adanya legitimasi hukum (Islam) mengenai ijma‘. "Bahwa Pancasila hasil kesepakatan bersama sebagai dasar dan pedoman hidup bangsa Indonesia," terang Yudian.
 
 
 
Lalu alasan ketiga, pengakuan hukum internasional bahwa proklamasi kemerdekaan Indonesia didasarkan pada semangat persatuan yang dibingkai oleh Pancasila sebagai dasar negara. "NU sangat berjasa bagi NKRI. Kami percaya dapat membantu mensosialisasikan nilai Pancasila sesuai pemahaman ke-NU-an yang mereka miliki. Sosialisasi tidak top down, tapi dari bawah lewat local wisdom," tutur Yudian. 
 
 
 
Sementara itu, Ketua PWNU Jabar Juhadi Muhammad menilai peran BPIP dalam pengarusutamaan nilai-nilai Pancasila sangat penting. Guna menambah wawasan dan pencerahan kepada masyarakat. Sebagai bagian komitmen untuk mengokohkan bangsa Indonesia. 
 
 
 
"Tidak boleh ada satupun bangsa kita tercoreng dengan ideologi yang bertentangan dengan Pancasila. NU ada di garda terdepan mempertahankan NKRI," ujar Juhadi. 
 
 
 
Dia prihatin belakangan ini ada oknum kelompok yang menggunakan agama untuk pembenaran diri sendiri. "Pendapat orang lain dianggap salah. Seharusnya bagaimana kita mengisi kemerdekaan, membangun SDM, mengelola SDA sehingga Indonesia makmur," tutur Juhadi. 
 
 
 
Dialog Kebangsaan ini diikuti langsung oleh 200 peserta dengan protokol kesehatan. Hadir pula Deputi I BPIP Prakoso serta perwakilan dari Gubernur Jawa Barat, Polda Jabar, dan Pangdam Siliwangi. Ada pula sesi diskusi panel yang menghadirkan Anggota Komisi III DPR Cucun Ahmad Syamsurijal, Ketua PCNU Kab. Cirebon Aziz Hakim, dan Direktur Pengkajian BPIP M. Sabri.

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2021