Solo (ANTARA) - Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Jawa Tengah menerjunkan ribuan bidan untuk memberikan pendampingan bagi masyarakat demi mencegah kekerdilan di provinsi tersebut.

"Merupakan tanggung jawab kami untuk menurunkan angka kekerdilan, bagaimana agar turun dari 27 persen menjadi 14 persen," kata Ketua Pengurus Daerah IBI Jawa Tengah Sumarsih pada peluncuran aplikasi BUBIDAN di Solo, Sabtu.

Ia mengatakan dalam hal ini bidan ditunjuk sebagai pendamping keluarga. IBI Jawa Tengah menerjunkan 27.931 bidan pendamping keluarga.

Baca juga: BKKBN: Setiap desa perlu punya bidan untuk bantu atasi stunting

"Para bidan ini memberikan pendampingan dimulai sejak pranikah. Kami mengawal mulai pranikah, menikah, hamil, melahirkan, sesudah melahirkan. Beberapa waktu lalu kami sudah melakukannya di Kabupaten Boyolali," katanya.

Ia mengatakan dalam pendampingan tersebut, IBI tidak sendiri, tetapi bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).

"Kebetulan BKKBN sebagai leading sektor yang menangani stunting (kekerdilan). Mudah-mudahan dengan cara ini target kita tercapai," katanya.

Pada kesempatan yang sama anggota DPR RI Komisi IX, Edy Wuryanto mengatakan target kekerdilan 14 persen di Indonesia, khususnya Jawa Tengah hingga saat ini belum dapat tercapai.

"Di Jawa Tengah belum clear. Blora, Cilacap, Brebes masih 20 persen lebih. Harapannya pemerintah bisa memetakan keluarga mana yang punya risiko tinggi, yang tinggi diintervensi. Bidan dalam hal ini bisa mendidik keluarga yang berisiko tinggi," katanya.

Baca juga: Tekan stunting, Kimia Farma apresiasi 6 pemenang Bidan Inspiratif 2021

Baca juga: Dukung pencegahan stunting, Kimia Farma programkan Bidan Inspiratif


Ia berharap dengan adanya pendampingan dari IBI dan BKKBN, target untuk menekan kasus kekerdilan 14 persen bisa tercapai di tahun 2024 sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo.

Sementara itu, terkait dengan aplikasi BUBIDAN, CEO aplikasi BUBIDAN, Andika mengatakan aplikasi tersebut menyediakan seluruh kebutuhan bidan mulai dari alat kesehatan, obat-obatan, maupun kebutuhan lain.

"Di sana juga ada edukasi primer dan komplementer untuk bidan," katanya.

Pewarta: Aris Wasita
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022