Jakarta (ANTARA News) - Ketua DPR RI, Marzuki Alie mengaku kesal kepada orang yang mengaku sebagai wartawan  yang tidak dikenalnya dan kemungkinan bagian dari wartawan tanpa surat kabar atau bodrex.

"Saya gak kenal, apakah yang bersangkutan wartawan atau tidak. Untuk itu perlu ditata agar yang bodrek tersaring," kata Marzuki kepada antaranews.com, Jakarta, Kamis.

Ia menambahkan, dirinya tak akan jengkel kepada wartawan yang memiliki media yang jelas serta ID Card resmi yang dikeluarkan oleh instansinya dan juga DPR RI.

"Tidak mungkin saya jengkel dengan wartawan, wartawan itu pilar ke empat demokrasi dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari sebuah negara demokrasi seperti Indonesia. Saya jengkel dengan wartawan-wartawan bodrex yang tidak jelas surat kabarnya bekerja dan berperilaku tanpa etika," kata Marzuki.

Ia menambahkan, wartawan yang tidak jelas seperti ini sudah kerap kali ditegurnya. Perilaku orang yang mengaku wartawan tersebut sungguh tidak sopan dan meresahkan seperti masuk ruangan tanpa izin, mengancam dan memeras.

"Masuk ruangan sembarangan, tanpa izin, duduknya juga tak sopan, kaki kadang diangkat ke atas kalau duduk," katanya.

Dirinya menjelaskan pimpinan DPR memang berencana untuk menertibkan wartawan yang tidak jelas seperti ini yang selama ini bebas berkeliaran di DPR.

"Kalau wartawan yang memang bertugas meliput di DPR resmi oleh media yang dikenal masyarakat tidak ada yang seperti itu. Saya kenal semua dan semuanya sopan. Bodrek-bodrek ini kerap kali lebih galak dari wartawan yang sebenarnya dan kerap juga mencatut nama-nama media yang jelas," tegasnya.

Dirinya mengakui bahwa memang media yang jelas pun juga terkadang memelintir pernyataannya dalam berita-berita yang mereka buat.

"Saya kadang kesal juga kadang tujuan dan maksud saya bicara diplintir. Tapi kalau saya sudah jelaskan dan mereka memahami akhirnya bisa dimengerti dan masyarakat pun kemudian mengerti. Seperti masalah Gedung Baru itu, sudah saya jelaskan berkali-kali bahwa itu bukan keputusan saya pribadi tapi keputusan paripurna dan saya pribadi tidak bisa membatalkan hal itu dan harus lewat paripurna lagi, tapi terus saja saya dicecar seolah saya yang mau gedung itu," tandasnya.

Lebih lanjut Marzuki berharap media tidak hanya memberitakan hal yang jelek-jelek tentang kinerja Dewan, tapi yang bagus juga harus dipublikasikan. Sebagai lembaga negara yang berniat membenahi diri, tentunya memang ada tantangan, namun tantangan akan lebih mudah dihadapi kalau media bisa memahami tujuan pembenahan ini.

"Mari kita bangun Indonesia itu lebih baik, dengan sistem yang baik. Dukung rencana strategis yang saya rancang tentang sistem kinerja Dewan ke depan," katanya.(*)
(Zul)

Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011