Kegiatan yang merupakan salah satu upaya promosi produk UMKM ini, diharapkan menjadi salah satu kontribusi nyata PIP dalam membantu pemulihan ekonomi
Jakarta (ANTARA) - Pusat Investasi Pemerintah (PIP) menyelenggarakan “Gebyar UMKM” sebagai bagian dari Leaders Offsite Meeting (LOM) Kementerian Keuangan untuk menyusun kebijakan strategis pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Bali pada Sabtu (15/1).

Direktur Utama PIP Ririn Kadariyah mengatakan pada acara tersebut mayoritas UMKM dari 12 UMKM yang dihadirkan adalah pelaku usaha ultramikro penerima pembiayaan Ultra Mikro (UMi) yang disalurkan oleh PIP melalui penyalur Koperasi Krama Bali.

"Selain penerima UMi, kegiatan ini juga menghadirkan pelaku UMKM binaan instansi vertikal Kementerian Keuangan, sebagai wujud konkrit 'Kemenkeu-Satu' sebagai kolaborasi antar instansi Kementerian Keuangan untuk bersama-sama mendorong pemulihan ekonomi melalui perluasan peluang pemasaran produk UMKM," kata Ririn dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Minggu.

Produk UMKM yang digelar kali ini berupa produk khas Bali, mulai dari produk kerajinan seperti anyaman kulit bambu, batok kelapa, tenun ikat, dan uang kepeng, produk minyak urut, sampai produk kuliner yaitu kue, arak bali, dan kopi.

"Kegiatan yang merupakan salah satu upaya promosi produk UMKM ini, diharapkan menjadi salah satu kontribusi nyata PIP dalam membantu pemulihan ekonomi, khususnya di provinsi Bali yang masih merasakan dampak pandemi COVID-19. Melalui kegiatan ini diharapkan semakin banyak masyarakat yang mengenal produk UMKM, sehingga pada gilirannya dapat meningkatkan omzet usaha pelaku UMKM," imbuh Ririn.

Selain itu, dengan mempertemukan berbagai sektor pelaku UMKM diharapkan akan terbuka peluang baru dalam bentuk rantai pasok antar pelaku UMKM, hingga bisa menembus pasar ekspor.

PIP pun akan terus menyediakan layanan pinjaman yang mudah dan cepat bagi pelaku usaha ultramikro, tidak hanya di Bali, tetapi juga di seluruh Indonesia. Penyaluran pinjaman ini akan dilakukan berbarengan dengan kegiatan promosi dan pendampingan UMKM.

Sampai dengan akhir tahun 2021, PIP telah menyalurkan Rp18,07 triliun pinjaman ultramikro (UMi) kepada lebih dari 5,39 juta orang debitur, yang tersebar di 34 provinsi di seluruh Indonesia.

Pada tahun 2022, PIP menargetkan penyaluran pembiayaan UMi akan menjangkau 2 juta orang pelaku usaha ultramikro.

Khusus di provinsi Bali, PIP menyalurkan UMi melalui PT Permodalan Nasional Madani (PNM), PT Pegadaian, Koperasi Krama Bali dan Koperasi UGT Nusantara, telah menjangkau 15.899 orang dengan nilai mencapai Rp65,59 miliar.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan bahwa kegiatan "Gebyar UMKM" merupakan bentuk kolaborasi yang komplit antar unit Kemenkeu agar pelaku usaha bisa tumbuh dan melakukan ekspor.

"Selain kegiatan ini, pemerintah juga memberikan berbagai bentuk bantuan bagi UMKM yang bersumber dari APBN, dalam bentuk bantuan subsidi bunga, Pembiayaan UMi, dan penjaminan pinjaman sehingga bank berani memberikan pinjaman bagi umkm di tengah kondisi pandemi. Pemerintah juga memberikan technical asistance, misalnya Ditjen Pajak dan Ditjen Bea Cukai membantu UMKM melalui unit teknis untuk menembus pasar ekspor," ucap Sri Mulyani.

Baca juga: Dirut PIP: Usaha ultramikro sangat butuh pendampingan
Baca juga: PIP salurkan pembiayaan UMi Rp17,16 triliun sejak 2017
Baca juga: Anggota DPR harapkan holding ultramikro turunkan bunga kredit UMKM

Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022