Jakarta (ANTARA) - Pemusnahan hamster di Hong Kong setelah ada 11 hamster dari satu toko hewan terinfeksi COVID-19 memercikkan ketakutan di antara grup pembela kesejahteraan binatang jika nantinya muncul kepanikan yang membuat orang menelantarkan piaraan mereka.

Society for the Prevention of Cruelty to Animals (SPCA), yang menjalankan klinik hewan, mengatakan kepada Reuters "banyak" pemilik hewan peliharaan yang khawatir dan menghubungi mereka untuk meminta saran.

"Kami mengimbau pemilik hewan peliharaan untuk tidak panik atau meninggalkan hewan peliharaan mereka," kata SPCA dalam sebuah pernyataan.

Baca juga: Hong Kong akan musnahkan 2.000 hamster "secara manusiawi"

Para ilmuwan di seluruh dunia dan otoritas kesehatan dan dokter hewan Hong Kong mengatakan tidak ada bukti bahwa hewan memainkan peran utama dalam penularan virus corona pada manusia.

Tetapi setelah menerapkan kebijakan tanpa toleransi untuk COVID-19, pejabat pemerintah Hong Kong tidak mau mengambil risiko setelah ada serangkaian infeksi varian delta baru-baru ini yang setelah ditelusuri sampai ke seorang pekerja di toko hewan peliharaan.

Ratusan sampel dikumpulkan dari hewan, termasuk kelinci dan chinchilla, tetapi hanya hamster yang terbukti positif COVID-19, sehingga otoritas memerintahkan sekitar 2.000 hamster dari 34 toko hewan peliharaan untuk dimusnahkan "secara manusiawi."

Vanessa Barrs, profesor kesehatan hewan pendamping di City University of Hong Kong, mengatakan langkah untuk memusnahkan hamster untuk dijual dapat dibenarkan dengan alasan perlindungan kesehatan masyarakat, tetapi ketakutan akan infeksi di rumah terlalu berlebihan.

"Jutaan orang di seluruh dunia memiliki hewan peliharaan, dan belum ada kasus yang terbukti hewan peliharaan menularkan infeksi ke manusia lain," kata Barrs.

"Secara teori ada risiko, tapi itu tidak terjadi."

SPCA mengumumkan cara untuk menjaga kebersihan pribadi yang ketat untuk keselamatan manusia dan hewan, termasuk tidak pernah mencium, batuk atau mendengus di dekat hewan peliharaan, dan mencuci tangan setelah memegangnya.

Membenarkan tindakan pemerintah, Menteri Kesehatan Sophia Chan mengatakan pada hari Selasa bahwa dia tidak dapat mengesampingkan kemungkinan penularan.

Segera setelah itu, petugas kesehatan dengan pakaian hazmat terlihat berjalan keluar dari toko hewan peliharaan di sekitar kota sambil membawa kantong plastik merah ke dalam van mereka.

Puluhan toko hewan peliharaan diminta tutup, sementara impor dan penjualan mamalia kecil dihentikan. Pembeli hamster setelah 22 Desember 2021 diminta untuk menyerahkannya kepada pihak berwenang untuk dimusnahkan dan tidak dibiarkan berkeliaran di jalanan.

Belum diketahui berapa ekor yang diserahkan.

Baca juga: Saat pandemi, ternak Hamster dapat raup puluhan juta

Baca juga: Dua bayi harimau putih di Pakistan kemungkinan tewas karena COVID-19

Baca juga: Dua kuda nil di kebun binatang Belgia positif COVID-19

Penerjemah: Nanien Yuniar
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022