Sydney (ANTARA) - Saham-saham Australia tergelincir pada Jumat, mengakhiri minggu terburuk mereka dalam lebih dari setahun, terbebani oleh penambang karena Whitehaven Coal merosot setelah memangkas perkiraan 2022 dan Rio Tinto jatuh setelah Serbia mencabut izin eksplorasi lithiumnya.

Indeks acuan S&P/ASX200 di Bursa Efek Australia yang padat sumber daya ditutup 2,27 persen atau 166,60 poin lebih rendah pada 7.175,80 poin, setelah mencapai level terendah sejak 29 September di awal sesi. Indeks acuan turun 2,95 persen minggu ini, terbesar sejak akhir Oktober 2020.

Sektor pertambangan jatuh 3,8 persen, menutup minggu lebih rendah setelah delapan minggu berturut-turut naik. Penurunan terjadi setelah negara bagian pertambangan besar Australia Barat membatalkan rencana untuk membuka kembali perbatasannya pada 5 Februari, dengan alasan risiko dari varian Virus Corona Omicron.

Steven Daghlian, analis pasar di CommSec, mengatakan aksi ambil untung setelah kenaikan baru-baru ini di saham pertambangan juga turut menekan indeks.

Saham Rio Tinto, BHP dan Fortescue merosot antara 2,1 persen dan 4,8 persen.

Serbia membatalkan izin eksplorasi Rio Tinto dengan alasan lingkungan, sementara investor BHP di London dan Sydney menyetujui rencana untuk membatalkan pencatatan ganda pada Kamis (20/1/2022).

Baca juga: Saham Australia dibuka merosot terseret ekuitas penambang dan emas

Saham sektor energi juga terpuruk 3,0 persen di sesi terburuk sejak 20 Desember, menyerahkan semua kenaikan yang dibuat minggu ini karena harga minyak mentah turun dari tertinggi tujuh tahun.

Whitehaven Coal, penambang batu bara independen terbesar di Australia, anjlok 6,0 persen.

Saham sektor teknologi terpangkas 2,3 persen, mengikuti rekan-rekan AS mereka lebih rendah setelah rebound di Wall Street gagal semalam karena kekhawatiran pengetatan kebijakan Federal Reserve (Fed).

Computershare dan Altium masing-masing jatuh 2,3 persen dan 3,3 persen.

Daghlian mengatakan pertemuan bank sentral Australia (RBA) minggu depan akan sangat penting untuk menilai nada inflasi bank sentral, sementara kenaikan suku bunga Fed yang akan datang telah menanamkan "tingkat pesimisme di pasar secara keseluruhan."

Sementara itu Indeks S&P/NZX 50 Selandia Baru merosot 1,19 persen atau 149,10 poin menjadi berakhir di 12.348,00 poin.

Baca juga: IHSG diprediksi beragam di tengah minimnya sentimen domestik-global

Baca juga: Saham Jepang ikuti Wall Street lebih rendah, sektor teknologi tertekan

Baca juga: Saham Korea Selatan bersiap untuk minggu terburuk dalam hampir 4 bulan




 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2022