Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan menguat menanti kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat The Fed pada pekan ini.

Rupiah bergerak menguat 24 poin atau 0,17 persen ke posisi Rp14.312 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.336 per dolar AS.

"Gerak rupiah yang dibuka menguat pagi ini seperti IHSG Jumat kemarin yang naik tajam. Untuk pekan ini, fokus sentimen ada pada pertemuan The Fed ," kata analis Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) Nikolas Prasetia saat dihubungi di Jakarta, Senin.

Pelaku pasar tampak tegang saat ini melihat peluang The Fed menaikkan suku bunga pada minggu ini walau kecil kemungkinannya.

The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga acuannya menjadi 0,25 persen pada Maret dan tiga kali lagu menaikkannya hingga menjadi 1 persen pada akhir tahun.

"Meski The Fed belum terlihat akan melakukan perubahan suku bunga, namun ke-'hawkish-'annya perlu diwaspadai, karena dapat menjadi penekan pada rupiah," ujar Nikolas.

Sementara itu, lanjut Nikolas, sentimen dari dalam negeri yaitu jumlah kasus harian COVID-19 nasional yang pada Sabtu (22/1) lalu sempat menembus 3.200 kasus.

"Ini bisa menjadi kekhawatiran karena kasus masih bisa terus bertambah setiap harinya walaupun gejala terlihat lebih ringan dari varian-varian sebelumnya," ujar Nikolas.

Nikolas mengatakan rupiah hari ini akan bergerak di kisaran Rp14.290 per dolar AS hingga Rp14.390 per dolar AS.

Pada Jumat (21/1) lalu, rupiah ditutup menguat 5 poin atau 0,03 persen ke posisi Rp14.336 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.341 per dolar AS.

Baca juga: Yuan terangkat 81 basis poin menjadi 6,3411 terhadap dolar AS
Baca juga: Emas datar di perdagangan Asia jelang pertemuan Federal Reserve
Baca juga: Minyak menguat di Asia dipicu kekhawatiran pasokan yang lebih ketat

 

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2022