Jakarta (ANTARA) - Perdagangan luar negeri Shanghai mencapai rekor tertinggi 4,06 triliun yuan (1 yuan = Rp2.262) pada 2021, dengan peningkatan sebesar 16,5 persen secara tahunan (year on year/yoy), menurut data dari Bea Cukai Shanghai pada Senin (24/1).

Tahun 2021 lalu, kota metropolitan di China timur itu mengalami peningkatan ekspor 14,6 persen (yoy) menjadi 1,57 triliun yuan, sementara impornya melonjak 17,7 persen menjadi 2,49 triliun yuan, yang menyebabkan defisit perdagangan 917,3 miliar yuan, kata otoritas bea cukai tersebut.

Dalam periode yang sama, nilai impor dan ekspor antara Shanghai dan Uni Eropa (UE), mitra perdagangan luar negeri terbesarnya, mencapai 806,93 miliar yuan, naik 15,8 persen (yoy). Jumlah tersebut menyumbang 19,9 persen dari total nilai ekspor dan impor Shanghai.

Sementara itu, perdagangan kota metropolis itu dengan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), Amerika Serikat (AS) dan Jepang mencapai 538,08 miliar yuan, 508,12 miliar yuan dan 411,56 miliar yuan, dengan masing-masing menyumbang 13,2 persen, 12,5 persen dan 10,1 persen dari total nilai perdagangan luar negeri.

Pada 2021, ekspor produk mekanik dan listrik Shanghai mencapai 1,08 triliun yuan, naik 14 persen, menyumbang 68,7 persen dari total nilai ekspor di kota tersebut. Secara khusus, kota itu mencatatkan lonjakan ekspor mobil, meningkat 206 persen menjadi 57,01 miliar yuan.

Otoritas bea cukai Shanghai juga menyebutkan peningkatan impor sirkuit terpadu di kota metropolis itu, melampaui 300 miliar yuan dan menjadikannya kategori barang impor terbesar.

Perusahaan milik swasta memberikan kontribusi 1,1 triliun yuan dari perdagangan luar negeri Shanghai, yang meningkat 32,5 persen (yoy), menyumbang 27,1 persen dari total perdagangan luar negeri, 3,2 poin persentase lebih tinggi dari 2020. 
 

Pewarta: Xinhua
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2022