Banda Aceh (ANTARA) - Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Aceh Utara mencatat kerugian sektor perikanan akibat banjir melanda daerah itu pada pekan lalu mencapai Rp2,5 miliar.

Sekretaris Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Aceh Utara Murzani di Lhokseumawe, Rabu, mengatakan total kerugian yang dilaporkan para penyuluh perikanan mencapai Rp2,5 miliar yang tersebar di lima kecamatan.

"Ada lima kecamatan yang mengalami kerugian dampak bencana banjir, baik tambak maupun kolam milik nelayan di Kabupaten Aceh Utara," katanya.

Murzani menyebutkan luas tambak nelayan yang terdampak banjir mencapai 707 hektare,. Sedangkan kolam budi daya ikan terdampak banjir mencapai luas empat hektare.

Tambak dan kolam tersebut tersebar di Kecamatan Lhoksukon di antaranya tambak budi daya ikan bandeng dengan luas 85 hektare, tambak udang vaname dengan luas 267 hektare, dan kolam ikan lele dengan luas satu hektare.

Kemudian, di Kecamatan Tanah Pasir terdiri tambak budi daya ikan bandeng dengan luas 65 hektare dan tambak udang vaname dengan luas 175 hektare.

Berikutnya, di Kecamatan Syamtalira Aron terdiri tambak budi daya ikan bandeng dengan luas 20 hektare dan tambak udang vaname dengan 40 hektare.

Selanjutnya, di Kecamatan Samudera meliputi tambak budi daya ikan bandeng dengan luas 25 hektare dan tambak udang vaname dengan luas 30 hektare.

Di Kecamatan Langkahan terdapat tiga kolam ikan lele, ikan patin, dan ikan nila dengan luas masing-masing satu hektare yang mengalami kerugian akibat banjiri.

"Kerugian dialami masyarakat akibat banjir meliputi benih budi daya ikan yang lepas atau mati, bahan sarana produksi perikanan, dan kerusakan tanggul pematang," kata Murzani.

Pewarta: M.Haris Setiady Agus
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2022