Sydney (ANTARA) - Saham-saham Australia jatuh ke wilayah koreksi pada Kamis, terseret oleh saham teknologi dan emas setelah Federal Reserve AS mengisyaratkan kenaikan suku bunga pada awal Maret, dengan investor sekarang menantikan pertemuan bank sentral Australia (RBA) minggu depan.

Indeks acuan S&P/ASX 200 di Bursa Efek Australia ditutup lebih rendah untuk hari keempat berturut-turut, merosot 1,77 persen atau 123,30 poin menjadi 6.838,30 poin - terendah sejak April tahun lalu. Indeks sekarang lebih dari 10 persen di bawah tertinggi Agustus 2021 dan berada di jalur untuk bulan terburuk sejak Maret 2020.

Dengan Fed sekarang kemungkinan akan menaikkan suku pada Maret, dana federal berjangka menunjukkan para pedagang menilai sebanyak lima kenaikan tahun ini, lebih dari empat kali yang mereka miliki menjelang pertemuan.

Itu terjadi setelah Ketua Fed Jerome Powell memperingatkan bahwa inflasi tetap di atas tujuan jangka panjang bank sentral dan masalah rantai pasokan mungkin lebih persisten daripada yang diperkirakan sebelumnya.

"Sepertinya pertemuan RBA pada Selasa depan (1/2/2022) akan menjadi sangat penting dan menarik untuk melihat bagaimana mereka mengubah komentar mereka," Steven Daghlian, seorang analis pasar CommSec, mengatakan.

Sudah babak belur, saham teknologi Australia mengakhiri hari 5,1 persen lebih rendah, membawa kerugian sejauh tahun ini menjadi sekitar 20 persen. Baik saham Xero maupun Seek anjlok hampir 7,0 persen.

Saham-saham terkait emas terperosok 6,5 persen, dengan penambang top Newcrest tergelincir 5,9 persen.

Di sisi lain, didukung oleh dolar AS yang lebih kuat dan ketegangan antara Rusia dan Barat atas Ukraina, harga minyak menembus 90 dolar AS per barel pada satu titik untuk pertama kalinya sejak 2014.

Pengangkatan tersebut membantu saham energi Australia, dengan Woodside Petroleum Ltd berakhir 2,5 persen lebih tinggi bahkan setelah perusahaan mengatakan akan menerima kerugian 138 juta dolar AS saat keluar dari Myanmar.

Indeks acuan S&P/NZX 50 Selandia Baru juga merosot 1,11 persen atau 135,33 poin menjadi menetap di 12.050,32 poin, sehari setelah menghentikan penurunan selama lima hari.

Inflasi tahunan mencapai level tertinggi tiga dekade pada kuartal keempat, memperkuat pandangan bahwa bank sentral Selandia Baru akan berupaya untuk memperketat kebijakan moneter lebih lanjut bulan depan.

Baca juga: Saham Australia menguat meskipun ada sinyal kenaikan suku bunga Fed
Baca juga: Pasar Australia tutup, saham Selandia Baru datar jelang pertemuan Fed
Baca juga: Saham Australia ditutup di terendah 8 bulan, fokus kenaikan suku bunga

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022