Kuta (ANTARA News) - Bali saat ini menjadi salah satu pintu masuk utama bagi sindikat pengedar narkotika dan bahan obat berbahaya (narkoba) internasional, kata Deputi Pemberantasan Badan Narkotika Nasional (BNN) Irjen Pol. Tommy Sagiman.

"Selain itu, Pulau Dewata juga digunakan oleh para penyelundup sebagai transit peredaran barang haram tersebut,"  katanya di Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Selasa.

Menurut Tommy, permintaan dan pasokan narkoba ke Bali yang cukup tinggi memicu banyak terjadi usaha penyelundungan barang ilegal itu.

Sindikat pengedar tersebut dalam upaya memasukkan narkoba ke Tanah Air, menurut dia, menggunakan kurir yang beroperasi dengan berbagai modus.

Akan tetapi, ia menilai, upaya penyelundupan tersebut yang memasuki Pulau Dewata melalui Bandara Ngurah Rai cukup banyak digagalkan berkat kesigapan dan keterampilan petugas di jajaran Bea Cukai.

Tommy mengemukakan, guna menekan penyelundupan sehingga tidak semakin banyak narkoba yang beredar, maka perlu diperbaiki sistem pengenalan identitas.

"Selain sistem yang baik, sumber daya manusia juga harus terus ditingkatkan dan dilengkapi peralatan memadai guna mendeteksi para pelaku penyelundupan," ujarnya.

Dia mengatakan, selain di Bali masih ada beberapa pintu masuk yang juga menjadi incaran pelaku kejatahan narkoba, yakni Bandara Polonia Medan, Bandara Soekarno Hatta, Pulau Bintan, dan Pulau Batam yang memiliki sembilan pelabuhan.

Ia menilai, pengawasan terhadap barang haram tersebut di kawasan bandara lebih ketat, jika dibandingkan dengan di wilayah pelabuhan.

Berdasarkan data yang dimiliki BNN, ia menambahkan, saat ini jumlah pemakai narkoba di seluruh wilayah Indonesia sebanyak 1,9 persen dari jumlah populasi atau sekira 3,6 juta orang.
(T.KR-IGT/M026)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011