Jakarta (ANTARA News) - Majelis Pekerja Harian Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (MPH-PGI) mengimbau anggota jemaat di Solo dan umat Kristen di seluruh Indonesia untuk tetap tenang dalam merespon peristiwa bom bunuh diri yang terjadi di GBIS Kepunten Solo pada Minggu pukul 10.55 WIB.

Sekretaris Eksekutif Bidang Diakonia PGI, Jeirry Sumampow, dalam konferensi persnya bersama tokoh lintas agama dari Gerakan Pemuda Ansor dan Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI) di Jakarta, Minggu petang, mengatakan anggota jemaat di Solo dan umat Kristen secara umum di seluruh Indonesia harus tetap tenang dan menyerahkan semua penyelesaian peristiwa itu kepada aparat yang berwenang.

"Kita berdoa saja agar para korban diberi pemulihan yang memadai dan bagi aparat kepolisian serta semua yang terkait di dalamnya diberi kemampuan menyelesaikan persoalan ini dengan segera melalui penegakan hukum yang berkeadilan," katanya.

Pihaknya menyatakan sangat prihatin dengan terjadinya peristiwa itu yang menunjukkan bahwa bangsa Indonesia belum mampu belajar dari pengaman terdahulu dan peristiwa serupa di masa lalu di mana bahasa kekerasan sudah terbukti tidak dapat menyelesaikan persoalan.

"Kita belum mampu keluar dari jebakan-jebakan kekerasan yang sangat merugikan harkat dan martabat kemanusiaan," katanya.

Menurut dia, sebagai manusia yang beradab semestinya mempunyai cara yang lebih manusiawi untuk menyampaikan aspirasi dan menyelesaikan berbagai persoalan.

Pihaknya juga menyatakan prihatin dengan adanya korban-korban yang berjatuhan dan berharap mereka mendapatkan perawatan yang terbaik.

"Sedangkan bagi seluruh pejabat negara kami menyerukan agar bekerja secara profesional dalam mengungkap latar belakang peristiwa ini, dan kami berharap para pelakunya diadili menurut hukum yang berlaku di negara kita," katanya.

Sementara itu, Kepolisian Negara Republik Indonesia saat ini telah memeriksa 15 saksi terkait bom yang meledak di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Kepunton, Jalan Arif Rahman Hakim Nomor 49 Solo, Jawa Tengah, Minggu, sekitar pukul 10.55 WIB.

Polri menyatakan akan mengusut pelaku di balik bom bunuh diri di GBIS yang telah menyebabkan 22 orang mengalami luka-luka. Di samping itu, seorang yang diduga pelaku bom bunuh diri tersebut meninggal dunia di lokasi kejadian.

Dari jumlah korban yang mengalami luka-luka tersebut 19 orang dirawat di Rumah Sakit Oen dan tiga orang dirawat di Rumah Sakit Brayat Minulyo Solo.

Menurut Kepala Pelayanan UGD RS Oen Solo, Dokter Rudi Handoyo, 11 di antara 19 korban ledakan bom yang dirawat di rumah sakit itu harus menjalani operasi, sedangkan delapan orang rawat jalan.
(T.H016/Y008)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011