Jakarta (ANTARA News) - Dirjen Perbendaharaan Departemen Keuangan Mulia Nasution mengingatkan bahwa pengembalian utang kepada Dana Moneter Internasional (IMF) secara sekaligus akan menguras cadangan devisa dan kondisi cadangan devisa yang terbatas akan mengundang spekulan masuk ke Indonesia. "Kalau misalnya dibayar sekaligus maka cadangan devisa kita akan turun drastis dari saat ini sekitar 32 miliar dolar AS menjadi sekitar 24 miliar dolar AS (utang kepada IMF masih sebesar delapan miliar dolar AS) maka kita akan jadi bulan-bulanan dari spekulan karena melihat cadangan devisa kita yang menipis," katanya di Jakarta, Jumat. Menurut Mulia, pengembalian utang kepada IMF harus memperhitungkan kemampuan penyediaan cadangan devisa Indonesia dan itu yang mengelola Bank Indonesia (BI). "Saya kira BI dalam posisi yang paling tepat untuk melihat kemampuan penyediaan cadangan devisa kita," katanya. Dengan kondisi yang membaik terutama nilai tukar rupiah yang menguat, memang sangat ideal bagi pemerintah untuk meningkatkan cicilan pembayaran utangnya kepada IMF. "Tidak harus seluruhnya dibayar tetapi mungkin sebagian bisa dikurangi sehingga beban ke depan tidak terlalu berat," katanya. Menurut dia, pelunasan utang kepada IMF itu juga akan tergantung dari kinerja ekonomi Indonesia seperti menyangkut current account dan capital account. "Kalau bagus seperti sekarang yang ditandai antara lain adanya capital inflow, kemudian kalau diikuti dengan iklim investasi yang baik, tidak hanya portofolio investasi yang masuk tapi juga investasi asing langsung (FDI), ini akan lebih sustainabel," katanya. Menurut dia, kalau tidak ada FDI yang masuk secara signifikan, tentunya cadangan devisa tidak bisa dikurangi sehingga pemerintah harus betul-betul memperhitungkan jika mau membayar utang kepada IMF lebih besar atau melunasi sekaligus.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006