Tripoli (ANTARA News) - Pasukan Muamar Gaddafi terlibat pertempuran dengan para petempur pemerintah baru di Tripoli yang menewaskan tiga orang dalam aksi pertama seperti itu sejak ibu kota tersebut jatuh ke tangan pasukan anti-Gaddafi.

Pria-pria bersenjata pro-Gaddafi, Jumat, menyerang para petempur yang setia pada Dewan Transisi Nasional (NTC) di Abu Salim, distrik sekitar 10 km selatan pusat kota itu yang dikenal sebagai pangkalan para pendukung mantan pemimpin Libya itu.

Pejabat keamanan Tripoli Abdelrazaq al-Aradi mengatakan dua pendukung Gaddafi dan seorang petempur NTC tewas dalam baku tembak itu sementara 30 orang lainnya cedera.

Aradi, wakil ketua komite keamanan ibu kota Libya itu, mengemukakan bahwa sekitar 50 pendukung Gaddafi yang bersenjata berada dibelakang aksi itu, 27 orang di antara mereka, termasuk empat "tentara sewaan Afrika," kemudian ditahan.

Itu adalah pertempuran pertama di ibu kota Libya itu sejak direbut pasukan anti-Gaddafi Agustus lalu, dan terjadi saat penting dalam konflik yang telah berlangsung delapan bulan itu.

Pemerintah baru itu berharap akan mengumumkan pembebasan negara itu dalam beberapa hari ke depan, dan mempersiapkan transisi kepada satu pemerintah terpilih, ketika pasukan NTC merebut kota tempat lahir Gaddafi, Sirte tempat para pendukungnya melakukan perlawanan keras pada saat terakhir.

Pasukan rezim baru Libya melancarkan serangan ke dua daerah kota Gaddafi itu, Jumat.

Paling tidak empat orang tewas dan 46 lainnya cedera dalam pertempuran di Sirte Jumat itu, kata Abdulsalam Abelkanai, seorang dokter di rumah sakit lapangan d timur kota itu.

Seorang koresponden AFP mengatakan sebelum pukul 13.00 waktu setempat (18.00 WIB), satu konvoi pasukan NTC, sejumlah dari mereka naik truk-truk dan lainnya berjalan kaki menyerang kantor polisi dan bergerak ke arah posisi-posisi pendukung Gaddafi di distri-distrik Dolar dan Nomor Dua.

Asap tebal hitam terlibat di atas dua distrik itu di

tengah-tengah ledakan granat dan mortir dan dilanjutkan dengan tembakan senapan-senapan mesin.

Para petempur NTC memulai serangan dengan menggunakan

meriam-meriam 130 mm, setelah pasukan mereka mundur untuk memungkinkan serangan-serangan itu. Serangan terakhir di Sirte itu, bertujuan untuk membersihkan kantong-kantong perlawanan yang tersisa, terjadi sehari setelah para petempur NTC terpaksa mundur karena diserang para penembak jitu.

Sirte adalah satu tujuan penting bagi NTC, yang mengatakan pihaknya tidak akan mengumumkan pembebasan Libya dan mulai mempersiakan bagi transisi kepada satu pemerintah terpilih sampai kota itu direbut.

Kepala dewan militer tetinggi Tripoli, Abdelhakim Belhaj, berjanji akan melakukan tindakan tegas terhadap para petempur Gaddafi dan "sel-sel yang tidak aktif" mantan rezim itu yang menurutnya akan jadi sasaran dalam operasi pembersihan yang dilancarkan Jumat itu.

Di ibu kota Tripoli Abdel Rahman Hussin, juru bicara militer rezim baru itu mengemukakan kepada AFP bahwa pertempuran Jumat yang meletus di distrik Abu Salim itu setelah unjuk rasa para pendukung Gaddafi.

Ia mengatakan para pendukung Gaddafi juga terlibat bentrokan dengan para petempur NTC di bagian-bagian ibu kota itu. Penduduk di Abu Salim juga melaporkan aksi kekerasan di Al-Hai al_Islami, barat kota itu.

Seorang pejabat di dewan militer itu sebelumnya mengatakan pertempuran itu "sangat terbatas" dalam ruang lingkup dan militer telah menguasai situasi pada malam harinya.

Banyak jalan di ibu kota itu ditutup setelah baku tembak itu.

Penduduk mengatakan protes di Abu Salim itu dimulai Jumat petang, setelah sholat Jumat, dan dipicu oleh imbauan agar masyarakat bangkit dari seorang penyiar stasiun televisi pro-Gaddafi awal pekan ini, dalam satu pesan yang disiarkan di stasiun televisi Al-Rai Irak.

"Kami tahu bahwa pasukan pro-Gaddafi akan datang hari ini. Kami siap menghadapi mereka," kata Meftah , seorang petempur muda NTC di Abu Salim.

Distrik itu, yang dikenal dengan penjaranya, adalah daerah terakhir dari ibu kota itu melakukan perlawanan setelah pasukan NTC menyerang markas besar Gaddafi Bab al-Aziziya pada 23 Agustus.
(ANT)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011