Ramallah, Tepi Barat (ANTARA News) - Hamas memilih Ismail Haniyeh, seorang pemimpin Hamas yang secara luas dianggap sebagai tokoh pragmatis, untuk menjadi Perdana Menteri (PM) Palestina di masa akan datang, kata seorang pejabat senior dalam kelompok garis keras itu. Haniyeh (43) memimpin daftar calon Hamas dalam pemilihan parlemen 25 Januari 2006, selama ini membaktikan diri bagi kehancuran Israel dan memasuki gelombang popularitas lantaran janjinya untuk memerangi korupsi, sehingga mencetak kemenangan besar. "Kami memutuskan untuk mencalonkan saudara Ismail Haniyeh sebagai perdana menteri," kata pejabat senior itu, setelah para anggota parlemen yang dipilih Hamas bertemu di kota Ramallah di Tepi Barat. Pejabat itu berbicara tanpa menyebut nama, karena Hamas belum membuat pengumuman resmi. Ia mengatakan, pencalonan itu dilakukan setelah konsultasi dengan para pejabat Hamas di Jalur Gaza. Haniyah secara luas diperkirakan akan memperoleh persetujuan Hamas. Gerakan itu diperkirakan akan menyampaikan pencalonan Haniyeh kepada Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, Sabtu. Abbas kemudian akan meminta Haniyeh untuk membentuk pemerintah, berdasarkan pada program yang diusulkan oleh presiden itu, seorang moderat yang mendukung dimulainya lagi pembicaraan damai dengan Israel. Saat Haniyeh mempersiapkan pemerintah, parlemen akan memegang suara kepercayaan. Banyak warga Palestina menganggap Haniyeh sebagai seseorang dari kelompok saingan, dan pada akhirnya Israel dapat berurusan dengannya. Dalam satu wawancara dengan awal bulan ini, ia mengatakan, Hamas akan menghormati komitmen pemerintah otonomi Palestina pada Israel, tapi hanya jika Israel melayani kepentingan orang Palestina. Israel mengatakan, negara itu tidak dapat mempertimbangkan berhubungan dengan Hamas hingga kelompok itu mengakui negara Yahudi tersebut, meninggalkan kekerasan dan menerima perjanjian damai sementara yang terakhir. Haniyeh, seorang warga Gaza, selamat dari serangan udara Israel pada 2003 yang ditujukan pada pemimpin Hamas di puncak perlawanan Palestina yang dipeloporinya. Menyusul pemilihan umum, Haniyeh mendekati partai Fatah pimpinan-Abbas yang kalah dan kelompok lainnya untuk masuk pemerintahan berbasis-luas. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006