Solo (ANTARA News) - Ketua Umum Pengurus Pusat National Paralympic Committee (NPC) Indonesia, Senny Marbun, mengakui kegagalan tuan rumah menjadi juara umum ASEAN Paragames VI ini karena kalah peralatan dari Thailand.

"Kalau secara teknik kita tidak kalah dengan atlet Thailand yang menjadi juara umum sekarang ini, hanya peralatan pendukung yang belum maksimal," kata Senny Marbun di Solo, Selasa.

Menurut dia, Indonesia kehilangan sekitar 15 nomor terutama di cabang olahraga yang menggunakan kursi roda dari Thailand.

"Coba kalau kursi roda kita sama dengan Thailand tentunya hasilnya akan lain. Tetapi kita bersyukur bisa menempati peringkat kedua pada ASEAN Paragames sekarang ini," katanya.

Ia menambahkan, praktis 210 atlet yang tampil pada pesta olahraga multievent atlet disabilitas antarnegara Asia Tenggara tersebut merupakan wajah baru karena Indonesia terbiasa dengan menerjunkan 40 atlet.

Ia mencontohkan, saat ASEAN Paragames V di Kualalumpur, Malaysia, 2009, Indonesia yang berkekuatan 40 atlet mampu menempati peringkat keempat dengan 37 medali emas.

Dia berharap, untuk ke depannya Indonesia bisa lebih baik lagi dengan peralatan yang memadai. "Kita masih bisa menang dengan Thailand jika peralatan latihan dan bertanding mendukung," katanya.

Manajer Tim Atletik Indonesia, Slamet Widodo mengatakan, untuk nomor kursi roda memang semuanya direbut Thailand, sedangkan Indonesia hanya mengandalkan pada nomor lari dan lempar.

"Nomor kursi roda memang kita memiliki atlet tetapi kualitas kursi roda yang dipakai atlet kita masih kalah kualitasnya dengan Thailand, padahal secara teknik kita tidak kalah dari mereka," katanya.

Sampai berakhirnya pertandingan 11 cabang olahraga multievent atlet disabilitas antarnegara Asia Tenggara ini, Thailand keluar sebagai juara umum dengan meraih 123 medali emas, 96 perak, dan 73 medali perunggu.

Di cabang atletik, Indonesia juga menempati peringkat kedua dengan 34 medali emas, 40 perak, dan 29 perunggu, sedangkan juara umum direbut Thailand dengan 47 medali emas, 32 perak, dan 20 perunggu.

(H015/F002)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011