Pontianak (ANTARA News) - Angin puting beliung pada Jumat merusak atap rumah warga di Kompleks Mitra Indah Utama VI, Kecamatan Pontianak Tenggara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat.

"Kejadian angin puting beliung sangat cepat sehingga banyak masyarakat yang tidak sadar ada angin itu," kata Cristine seorang warga Kompleks Mitra Indah Utama VI Jl Sungai Raya Dalam yang mengaku melihat langsung kejadian itu.

Saat dihubungi, Cristine menjelaskan, angin tersebut muncul ketika ia sedang berada di halaman depan rumahnya. Angin puting datang dari arah kiri rumahnya dan berputar ke kanan belakang.

"Saya melihat satu rumah yang kosong, atapnya terangkat dan terbawa angin itu," katanya.

Dia mengaku tidak mengetahui secara persis berapa rumah yang mengalami kerusakan akibat angin puting-beliung tersebut. Namun di belakang tempat tinggalnya itu masih ada deretan rumah warga lainnya.

Menurut dia, sejak dia tinggal di Kompleks Mitra Indah Utama VI beberapa tahun terakhir, sudah tiga kali angin puting beliung terjadi dan menghantam rumah warga kompleks itu.

"Ini kejadian ketiga kalinya," kata warga yang tinggal di rumah nomor D26 itu.

Sementara dari pantauan di lapangan, cuaca di Kota Pontianak umumnya hujan dengan intensitas tinggi yang disertai angin kencang. Satu unit baliho di Jalan Setia Budi tampak roboh karena tiupan angin yang terjadi sejak pagi tadi.

Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pontianak Sunarto menyatakan, hingga kini pihaknya belum mengetahui musibah tersebut. Namun setelah mendengar informasi itu, pihaknya meminta staf BPBD untuk turun ke lapangan melakukan pengecekan.

"Akan kami lakukan pengecekan di lapangan," ujarnya.

Sebelumnya, Kepala BPBD Kota Pontianak Sunarto mengatakan, pihaknya kini telah memetakan daerah-daerah rawan terjadi bencana alam, seperti banjir, luapan air pasang Sungai Kapuas, asap, kebakaran lahan, angin puting beliung dan lain-lainnya.

"Pada dasarnya semua kecamatan dari lima kecamatan di Pontianak termasuk rawan bencana alam, seperti bencana alam banjir, angin puting beliung, banjir pasang laut, kabut asap akibat kebakaran hutan," katanya.

Data BPBD Kota Pontianak tahun 2010, mencatat dua korban meninggal dunia akibat tertimpa bangunan rumah yang roboh karena angin puting beliung, empat rumah mengalami rusak berat dan 24 rusak ringan.
(U.A057/N005) 

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2012