Jakarta (ANTARA News) - Kementerian BUMN memastikan Holding BUMN Perkebunan akan terbentuk pada tahun 2012 yang menjadikan PT Perkebunan Nusantara dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) dalam satu perusahaan.

"Minggu ini draft PP (Peraturan Pemerintah--red) sudah harus diselesaikan, kemudian pekan depan draft tersebut diserahkan kepada Menteri Keuangan dan Menteri Hukum dan HAM," kata Menteri BUMN Dahlan Iskan, di Kantor Kementerian BUMN di Jakarta, Selasa.

Menurut Dahlan, upaya segera merealisasikan Holding BUMN Perkebunan ini menjadi salah satu hasil Rapat Pimpinan Kementerian BUMN yang diselenggarakan hari ini.

Ia menuturkan dengan terbentuknya Holding Perkebunan ini maka akan menjadi salah satu perusahaan perkebunan terbesar di dunia.

Langkah yang harus diselesaikan untuk membentuk Holding BUMN ini diutarakannnya tinggal selangkah lagi, karena berbagai persiapan sudah dilakukan beberapa tahun sebelumnya.

Setelah draft pembentukan Holding diserahkan ke Kementerian Keuangan dan Kementerian Hukum dan HAM, maka selanjutnya disampaikan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

"Saya kira akan selesai sesuai waktu yang ditetapkan, termasuk menerbitkan PP-nya. Karena Presiden pada dasarnya sudah setuju membentuk Holding Perkebunan tersebut," ujarnya.

Meski demikian Dahlan tidak merinci seberapa besar nilai perusahaan dari Holding BUMN Perkebunan itu.

Ia hanya menjelaskan bahwa pihaknya sedang mempertimbangkan apakah PTPN III atau PTPN IV yang akan dijadikan sebagai induk Holding BUMN Perkebunan.

"PTPN III dan IV sama-sama hebatnya, kinerjanya sama-sama bagus. PTPN III memiliki jenis perkebunan yang lebih variatif sawit, teh, dan karet. Sementara PTPN IV cukup efisien dalam menjalankan perusahaan," ujarnya.

Untuk itu tambahnya, Kementerian BUMN sedang mencari solusi dalam menentukan apakah PTPN III atau PTPN IV yang akan menjadi induk Holding BUMN Perkebunan.

"Tunggu saja. Minggu ini segera kami umumkan siapa yang menjadi pemimpin Holding BUMN Perkebunan itu. Bisa saja kami undi, atau dilakukan semacam seleksi penilaian terhadap dua perusahaan itu," ujarnya.

(R017)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2012