Jakarta (ANTARA News) - Dari lebih 18 ribu para orang tua dari 24 negara yang disurvei mengenai pelecehan anak di Internet (cyberbullying), orang Indonesia memiliki tingkat kepedulian paling tinggi mengenai hal itu.

Sekitar 91 persen orang tua asal Indonesia memiliki kepedulian terhadap cyberbullying, disusul Australia 87 persen, Polandia 83 persen, Swedia 82 persen, Amerika Serikat 82 persen, dan Jerman 81 persen, demikian survei mengenai cyberbulling oleh lembaga survei Ipsos.

Kelompok negara-negara itu dianggap memiliki tingkat kepedulian tinggi terhadap perilaku cyberbullying baik yang menimpa anaknya maupun anak-anak lain.

Sementara para orang tua yang memiliki kepedulian rendah di antaranya di Arab Saudi hanya 29 persen, Rusia 35 persen, China 49 persen, Turki 50 persen, Prancis 53 persen, dan India 53 persen.

Menurut Ipsos, cyberbullying adalah ketika sekelompok anak (di bawah umur 18 tahun) sengaja mengintimidasi, menyinggung, mengancam atau mempermalukan anak lain atau sekelompok anak-anak khususnya melalui penggunaan teknologi informasi.

Menemukan orang Indonesia sebagai paling peduli cukup beralasan karena 53 persen para orang tua Indonesia mengaku kemungkinan besar tahu anak-anak dalam komunitas mereka mengalami cyberbullying.

Disusul kemudian Swedia 51 persen, India 45 persen, Australia 35 persen, dan Turki 34 persen.

Dari para orang tua yang disurvei secara online di 24 negara itu, 12 persen di antaranya melaporkan seorang anak dalam komunitasnya pernah mengalami cyberbullying, dengan rincian 'satu atau dua kali' 6 persen, kadang-kadang 3 persen, dan sering hanya 3 persen.

Sebagian besar, 60 persen, para orang tua tahu anak-anak mengalami cyberbullying di situs jejaring sosial seperti Facebook, melalui ponsel dan perangkat mobile lainnya 42 persen, online chat room 40 persen, email 32 persen, dan instant messaging 32 persen.

Prevalensi cyberbullying melalui laman jejaring sosial seperti Facebook di beberapa negara cukup tinggi, terbukti di Afrika Selatan mencapai 63 persen, Rusia 59 persen, Korea Selatan 48 persen, dan Jepang 48 persen.

Survei Ipsos itu mengambil sampel 18.687 orang tua di 24 negara dengan metodologi online.

(*)

Pewarta: Suryanto
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2012