Yokohama (ANTARA) - Pengamat politik Rocky Gerung mengajak diaspora di Jepang untuk mengawal bonus demografi yang akan terjadi di Indonesia pada 2045 mendatang agar tidak menjadi bumerang bagi masa depan bangsa.

“Bonus demografi ini akan terlihat mubazir dengan keadaan ekonomi saat ini apabila tidak diatasi dan akan menjadi bumerang kalau kita tidak mengubah cara berpikir,” kata Rocky dalam diskusi yang bertajuk “Bonus Demografi dan Masa Depan Negeri” di Yokohama, Jumat.

Menurut Rocky, salah satu yang bisa dilakukan oleh generasi muda, termasuk diaspora di Jepang, yakni mengawal kebijakan pemerintah agar tetap berada dalam jalur yang memperkuat bonus demografi bukan sebaliknya.

Dia menyebutkan kebijakan-kebijakan tersebut, terutama terkait dengan kesehatan dan pendidikan yang dinilai sangat fundamental dalam menghasilkan bonus demografi yang optimal.

Rocky mengatakan peran guru amat besar dalam meningkatkan kemampuan IQ nasional.

Dia menambahkan alokasi anggaran pendidikan sebesar 20 persen dari APBN juga perlu dioptimalkan.

Sementara dari sisi kebijakan kesehatan, menurut Rocky pemerintah perlu terus menurunkan angka prevalensi stunting atau kekerdilan karena menjadi salah satu penyebab utama tingkat IQ manusia rendah.

Berdasarkan hasil Survei, Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021 yang dilaksanakan Kementerian Kesehatan, angka prevalensi stunting di Indonesia sebesar 24,4 persen atau turun dari 6,4 persen dari angka 30,8 persen pada 2018.

Hingga akhir 2022, pemerintah memasang target prevalensi harus turun sekurang-kurangnya tiga persen.

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Bayu Prasetyo
Copyright © ANTARA 2022