Di dalam layanan perwakafan kita, harus melekat yang namanya digital culture, mulai dari payment gateway-nya dan seterusnya, pengelolaan, semua harus mengikuti pola digital
Jakarta (ANTARA) - Badan Wakaf Indonesia (BWI) menggencarkan digitalisasi sebagai upaya penguatan perwakafan melalui platfotm "berkahwakaf.id" dan "e-services" untuk pelayanan "nazhir".

"Di dalam layanan perwakafan kita, harus melekat yang namanya digital culture, mulai dari payment gateway-nya dan seterusnya, pengelolaan, semua harus mengikuti pola digital," kata Ketua Badan Pelaksana BWI Mohammad Nuh saat konferensi pers Rakornas BWI di Jakarta, Rabu.

Nazhir yaitu pihak yang menerima harta benda wakaf dari wakif untuk dikelola dan dikembangkan sesuai dengan peruntukannya.

Selain itu, kata Mohammad Nuh, BWI juga mendorong konsolidasi data perwakafan melalui penguatan pusat data wakaf nasional dan agregator wakaf nasional.

Wakil Ketua I Badan Pelaksana BWI Imam Teguh Saptono menambahkan, ada dua hal penting terkait digitalisasi untuk memperkuat tata kelola perwakafan yaitu mobilisasi dana dan reporting atau pertanggungjawaban.

"Terkait mobilisasi dana, kaitannya dengan payment gateway dan yang akan dibahas juga adalah kesiapan untuk blockchain wakaf dalam menyongsong era digitalisasi 2023-2024," katanya.

Sedangkan mengenai reporting, Imam mengatakan BWI telah meluncurkan fase 1 dari e-services yang diharapkan akan diisi oleh masing-masing nazhir untuk melakukan reporting.

Dengan adanya e-services, ia mengatakan BWI dapat mengetahui data aset wakaf dari nazhir yang terdaftar.

"Dari 300-an nazhir yang terdaftar di BWI, sudah 158 yang mengisi e-reporting dan apa hasil yang didapat? Data aset wakaf saat ini, dari yang tadinya cuma katanya-katanya, paling tidak kita sudah punya basis Rp1,2 triliun dari 158 nazhir," katanya.

Selain digitalisasi perwakafan, Rakornas BWI tahun 2022 yang berlangsung di Jakarta, pada 6-8 Desember 2022 itu juga membahas isu lain seperti Indeks Wakaf Nasional (IWN), sertifikasi nazhir, hingga upaya-upaya guna melindungi dan mengembangkan nilai aset harta benda wakaf di Indonesia, demikian Imam Teguh Saptono.

Baca juga: Wapres dorong transformasi digital dalam berwakaf

Baca juga: BWI luncurkan Wakaf Super Apss permudah masyarakat berwakaf

Baca juga: Milenial diajak Dompet Dhuafa berwakaf melalui platform digital

Baca juga: OJK kembangkan ekosistem digital bank wakaf mikro

Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2022