Kuwait (ANTARA News) - Emir Kuwait, Syeikh Sabah al-Ahmad al-Sabah, membubarkan parlemen, Minggu, sepekan setelah anggota-anggota parlemen dan pemerintah berselisih mengenai undang-undang reformasi pemilihan umum, dan mendesak pemilu parlemen bulan depan, demikian Kantor Berita KUNA. Sebuah dekrit yang dikeluarkan pemimpin Kuwait itu memerintahkan pembubaran parlemen beberapa hari setelah anggota-anggota reformis parlemen mengajukan usul untuk memeriksa Perdana Menteri Syeikh Nasser al-Mohammad al-Sabah mengenai rancangan undang-undang yang dipersoalkan yang bertujuan mengendalikan kecurangan dalam pemilihan umum. Pemilu 29 Juni itu akan lebih cepat dari pemungutan suara yang dijadwalkan berlangsung pada Juli 2007. Usul untuk menginterogasi PM Kuwait itu, yang pertama dalam sejarah Kuwait, memperdalam krisis politik yang melumpuhkan Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutu Amerika Serikat (AS) itu. Kuwait adalah negara Arab Teluk pertama dengan parlemen terpilih yang memiliki kekuasaan. Majelis itu, dimana anggota-anggota Islamis dan konservatif memiliki pengaruh besar, seringkali berselisih dengan pemerintah. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006