Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Kesehatan menyatakan akan menegur dan sanksi kepada RSAB Harapan Kita yang dinilai mengganggu kenyamanan pasien dan keluarga pasien karena mengizinkan syuting sinetron "Love in Paris" di ruang Intensive Care Unit (ICU).

"Kami akan melakukan peneguran terhadap direksi sesuai dengan aturan-aturan yang berlaku. Pasti akan ada suatu teguran yang nanti ditetapkan oleh Menteri Kesehatan secara berjenjang sesuai peraturan yang ada," kata Direktur Bina Upaya Kesehatan Rujukan Kementerian Kesehatan, Chairul Radjab Nasution, di Jakarta, Jumat.

Keluarga pasien Ayu Tria (9), yang membutuhkan perawatan di ICU RSAB Harapan Kita pada Rabu (26/12) malam karena penyakit leukemia, mengeluhkan kegiatan awak rumah produksi yang melakukan pengambilan gambar di rumah sakit.

Ayah Ayu, Kurnianto Ahmad Syaiful (47), mengatakan, Ayu menderita leukemia sejak usia dua tahun dan terpaksa masuk rumah sakit karena diare yang cukup serius. Setelah menjalani pemeriksaan di UGD dia harus masuk ke ruangan perawatan ICU.

Kegiatan syuting di ruangan itu, menurut Kurnianto, membuat dia tidak nyaman menemani sang anak yang meninggal dunia setelah mendapatkan perawatan.

"Jam setengah dua (01.30) suster memanggil saya untuk melihat keadaan anak saya. Saya garisbawahi, saya merasa ketidaknyamanan (atas proses syuting). Harusnya masuk lewat pintu depan, ini dipandu lewat pintu samping," ujar Kurnianto.

Kamis (27/12) sekitar pukul 02.00 WIB, Ayu mengalami koma, jantungnya berhenti bekerja dan dipompa, dan pukul 02.30 WIB Ayu dinyatakan meningggal dunia.

Chairul mengakui proses syuting di ruang ICU itu memang mengganggu kenyamanan meskipun tidak mempengaruhi pelayanan kesehatan secara langsung.

"Tidak ada hambatan ketika pasien masuk UGD terus ke ICU karena memang ada tempat kosong di ICU itu," katanya serta menambahkan kegiatan syuting dilakukan di lokasi lain ICU yang tidak sedang dipakai.

(A043)



Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2012