Jakarta (ANTARA News) - Direktur Utama Rumah Sakit Anak & Bunda (RSAB) Harapan Kita, Achmad Soebagjo, mengatakan sementara rumah sakit tak lagi mengizinkan proses syuting di rumah sakit.

"Mengingat kegiatan ini ternyata mengganggu kenyamanan, maka untuk sementara waktu kami tidak mengizinkan adanya proses syuting di RSAB Harapan Kita," kata Achmad dalam jumpa pers di Kementerian Kesehatan Jakarta, Jumat.

Achmad mengatakan, sebelumnya menyetujui penggunaan salah satu ruang perawatan intensif rumah sakit untuk kegiatan syuting sinetron demi kepentingan promosi rumah sakit.

Dia juga menyatakan pihak rumah sakit siap menerima sanksi dan teguran dari Kementerian Kesehatan karena sudah mengizinkan kegiatan syuting di ICU yang menyebabkan ketidaknyamanan pasien dan keluarga pasien.

Keluhan atas ketidaknyamanan itu disampaikan oleh Kurnianto Ahmad Syaiful (47), ayah Ayu Tria (9), penderita leukemia yang masuk rumah sakit karena diare dan meninggal dunia pada Kamis (27/12) setelah mendapatkan perawatan.  


Bukan penyebab

Achmad menegaskan kematian seorang pasien ICU anak di RSAB Harapan Kita tidak berkaitan dengan proses syuting di bagian lain tempat perawatan intensif.

"Tidak ada hubungan antara kematian pasien A dengan syuting. Ini akan fatal akibatnya bila salah dimengerti," katanya.

Menurut dia, rumah sakit sudah memberikan pelayanan yang semestinya sesuai standar tata laksana rumah sakit kepada pasien.

Kurnianto juga menyatakan kematian anaknya tidak terkait dengan proses syuting di rumah sakit. "Rumah sakit sudah memberikan perawatan dan tindakan medis sebagaimana semestinya," kata dia.

Dia menekankan, proses syuting yang berlangsung pasa saat itu sangat mengganggu kenyamanan dia sebagai keluarga pasien.

(M048)

Pewarta: Maria Rosari Dwi Putri
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2012