Sudah saatnya pemerintah pusat dan pemprov membuat tim terpadu untuk mengatasi masalah ini. Banjir tak hanya mengganggu aktivitas warga tetapi juga kegiatan ekonomi."
Jakarta (ANTARA News) - Kamar Dagang dan Industri DKI Jakarta belum ada konfirmasi tentang rencana relokasi 300 pabrik di Jakarta Industrial Estate Pulogadung akibat banjir yang memutuskan komunikasi dan listrik kawasan itu.

"Sekitar 300 pabrik di sana berhenti total untuk produksi, tapi hingga saat ini belum ada konfirmasi relokasi karena komunikasi terputus dan listrik juga padam," kata Wakil Ketua Umum Kadin Provinsi DKI Jakarta Sarman Simanjorang saat dihubungi di Jakarta, Kamis.

Banjir yang menggenangi kawasan industri di Jakarta Timur itu mencapai sekitar 20 centimeter hingga satu meter. Akibatnya sekitar 300 pabrik harus berhenti beroperasi hingga waktu yang tidak bisa ditentukan.

Sementara, total kerugian akibat terhentinya kegiatan 300 pabrik itu ditaksir mencapai sekitar Rp1,5 miliar per hari.

Meski belum ada rencana merelokasi pabrik yang tergenang banjir, pengusaha berharap pemerintah bisa segera mengatasi masalah tersebut.

Banjir dinilai pengusaha menghambat disribusi barang produksi sekaligus mengganggu kegiatan produksi di pabrik.

"Akibat banjir, banyak pengusaha yang mengeluhkan karyawannya yang tidak bisa ke kantor dan buruh yang tidak bisa ke pabrik, sehingga kegiatan produksi juga terganggu," kata Sarman.

Ditambah lagi tersendatnya kegiatan transaksi keuangan dan bisnis untuk melayani kegiatan dunia usaha. Pengusaha berharap pemerintah pusat dan provinsi bisa saling berkoordinasi untuk mengatasi masalah banjir di ibukota.

"Sudah saatnya pemerintah pusat dan pemprov membuat tim terpadu untuk mengatasi masalah ini. Banjir tak hanya mengganggu aktivitas warga tetapi juga kegiatan ekonomi," tukasnya.

Sebelumnya Menteri Perindustrian MS Hidayat berharap banjir tidak melanda kawasan industri. Menperin juga merekomendasikan agar kegiatan industri bisa dilakukan dalam satu kawasan.

"Saya rekomendasikan semua kegiatan industri akan dipusatkan dalam satu kawasan," ujarnya. (A062/N002)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013