Material longsor ini menutup jalan sehingga jalur Batu menuju Kediri tadi sempat lumpuh total."
Malang (ANTARA News) - Jalur kendaraan dari arah Batu menuju Kediri atau Jombang lumpuh akibat tanah longsor di kawasan Payung 2, Kota Batu, Jawa Timur, Rabu.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu, Kun Mardiana, mengatakan bahwa gerusan hujan yang terus-menerus sepanjang sore mengakibatkan longsor di kawasan Payung 2 sehingga kendaraan tidak bisa melewati jalan tersebut.

"Material longsor ini menutup jalan sehingga jalur Batu menuju Kediri tadi sempat lumpuh total. Namun, sekarang sebagian sudah dibersihkan dan kendaraan sudah bisa lewat satu arah meski masih terjadi antrean panjang," katanya.

Menurut dia, proses evakuasi material longsoran masih terus berlangsung dan mudah-mudahan dalam waktu yang cukup singkat bisa diatasi agar arus lalu lintas bisa segera normal kembali.

Untuk mempercepat proses evakuasi material longsoran berupa tanah yang bercampur batu itu, kata dia, arus lalu lintas ditutup total. Penutupan total itu untuk memudahkan petugas dalam membersihkan material longsoran serta mengamankan para pengguna jalan.

Tanah longsor yang terjadi di kawasan Payung 2 atau sekitar 5 km dari Songgoriti itu sepanjang sekitar 20 meter yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang.

Guna membersihkan material longsor itu, BPBD dibantu oleh PMK dan masyarakat sekitar serta instansi lainnya. Selain itu, juga mendatangkan alat berat berupa begu.

Longsor di kawasan payung tersebut merupakan untuk yang kali kedua dalam dua pekan terakhir ini. Pekan lalu, di kawasan itu juga terjadi longsor.

"Karena sering terjadi longsor, kami minta Pemprov Jatim segera membuat pelengsengan di sepanjang tebing yang ada di kawasan itu, sebab jalur ini merupakan jalur utama menuju Kediri atau Jombang," katanya menegaskan.

Pada saat terjadi longsor pertama pekan lalu tepatnya pada tanggal 14--16 Januari, BPBD sudah mengusulkan agar Pemkot Batu melakukan pengeprasan tebing guna menghindari longsor yang lebih parah.

(E009/D007)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013