Kami tidak berani melaut karena gelombang tinggi disertai tiupan angin kencang dan membahayakan keselamatan jiwa,"
Lebak (ANTARA News) - Nelayan tradisional Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, sejak dua bulan terakhir tidak melaut karena cuaca buruk di perairan Samudra Hindia.

"Kami tidak berani melaut karena gelombang tinggi disertai tiupan angin kencang dan membahayakan keselamatan jiwa," kata Edo, seorang nelayan tempat pelelangan ikan (TPI) Bayah Kabupaten Lebak, Rabu.

Ia mengatakan dirinya bersama ratusan nelayan lainya di TPI Bayah saat ini menganggur karena diperkirakan ketinggian gelombang mencapai 3,5 meter.

Selain itu tiupan angin sangat kencang disertai hujan deras.

Selama ini, nelayan lebih baik memilih tinggal di rumah memperbaiki alat tangkap.

Sebab kondisi laut sangat berbahaya jika melaut dengan menggunakan perahu kincang bermesin motor "beleketek".

"Saya kira perahu kincang tidak kuat menahan gelombang setimnggi 3,5 meter dan bisa terbalik," katanya.

Maman, nelayan TPI Binuangeun, Kecamatan Wanasalam, Kabupaten Lebak, mengaku dirinya selama beberapa pekan ini tidak menangkap ikan akibat gelombang dan tiupan angin cukup tinggi.

Ia mengaku dirinya tidak berani melaut karena jika memaksakan selain risiko jiwa juga merugi karena tangkapan ikan sepi.

"Selama cuaca buruk kami tidak berani melaut, karena khawatir terjadi kecelakaan laut," ujarnya.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lebak Edi Wahyudi mengimbau nelayan di pesisir selatan Lebak tidak melaut karena cuaca buruk diperkirakan hingga pertengahan Maret 2013.

"Kami berharap nelayan tidak melaut sebab cuaca laut berbahaya untuk perahu kecil," katanya.

Sementara itu, pengamat cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Serang, Halim Perdanakusumah mengatakan, pihaknya meminta nelayan pesisir selatan Kabupaten Lebak waspada karena diprakirakan tinggi gelombang selama satu pekan ke depan berkisar 2,5 sampai 3,5 meter dengan kecepatan angin rata-rata 18 knot.

"Saya mengimbau nelayan pesisir selatan Lebak hingga Pelabuhanratu, Sukabumi, sebaiknya tidak melaut karena sangat membahayakan keselamatan jiwa," katanya.

(KR-MSR/M008)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013