"Biasanya darah yang kami tampung di tempat penyimpanan sekitar 8.000 kantong, sekarang mencapai 11.000 kantong lebih," kata Humas PMI DKI.
Jakarta (ANTARA News) - PMI cabang DKI Jakarta kebanjiran persediaan darah akibat melonjaknya pendonor darah pascagempa bumi Yogyakarta dan Jawa Tengah 27 Mei. "Jumlah pendonor meningkat hingga 50 persen dari biasanya. Antusiasme warga DKI Jakarta pascagempa untuk donor darah sangat tinggi, sehingga PMI DKI Jakarta kebanjiran pesediaan darah," kata humas PMI DKI Jakarta Ria Thahir, Senin. Ia mengatakan jumlah persediaan darah di PMI DKI Jakarta melebihi permintaan darah dari daerah terkena gempa bumi di Yogyakarta dan Jawa Tengah. "Biasanya darah yang kami tampung di tempat penyimpanan sekitar 8.000 kantong, sekarang mencapai 11.000 kantong lebih," katanya. Menurut Ria, PMI DKI Jakarta akan melayani permintaan darah dari korban gempa bumi, selama persediaan masih ada, namun harus ada permintaan dari PMI cabang Yogyakarta dan Jawa Tengah, karena apabila darah dikirim melebihi kebutuhan, akan mubazir. "Darah mempunyai batas waktu kadaluarsa sekitar 14 hari, atau paling lama bisa 28 hari. Setelah itu tidak bisa digunakan, bahkan untuk trombosit darah batas waktu kadaluarsanya lebih singkat yaitu tiga hari," katanya. Ria mengatakan untuk mengurangi kebanjiran darah pihak PMI DKI Jakarta mengimbau para calon pendonor darah untuk menunda waktu pendonoran untuk mengatasi terjadinya krisis darah di kemudian hari. Sejak 27 Mei PMI DKI Jakarta telah menyalurkan 1.256 kantong darah untuk korban gempa bumi berkekuatan 5.9 pada Skala Richter dan mengakibatkan puluhan ribu warga cidera di Yolgyakartya dan Jawa Tengah.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006