Bandarlampung (ANTARA News) - Seorang pencari rumput, Suprapto (42), warga Desa Ajijaya KNPI Kecamatan Gedung Aji Kabupaten Tulangbawang Lampung yang diterkam buaya Senin (25/2) pagi saat mencari rumput di Sungai Pidada, pada Selasa sore berhasil ditemukan sudah tewas dengan tubuh masih utuh.

Menurut Kepala Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) Lampung Ir Supriyanto, jasad Suprapto berhasil ditemukan Selasa sore sekitar pukul 17.00 WIB, tidak jauh dari lokasi dia dilaporkan rekannya telah diterkam buaya.

"Korban yang dimangsa buaya itu telah ditemukan pukul 17.00 WIB setelah dilakukan pencarian sejak Senin (25/2) kemarin oleh tim dari berbagai instansi terkait," ujar dia.

Ia menyatakan, kondisi korban saat ditemukan itu tubuhnya masih utuh, kemudian diambil keluarganya untuk dikebumikan.

Korban dipastikan tewas akibat terkaman buaya, kendati tidak sampai dilakukan visum.

"Tubuh korban masih utuh, tapi ada bekas gigitan binatang di kepalanya," kata dia lagi.

Jasad korban ditemukan tidak jauh dari tempat dia dilaporkan diterkam buaya pada Senin pagi, di sekitar Sungai Pidada Kabupaten Tulangbawang.

Tim pencari yang menemukan korban adalah gabungan personel polsek setempat, unsur SAR, Koramil, TNI AU, BKSDA Lampung serta Pemerintah Kabupaten dan masyarakat di sana.

Supriyanto memastikan, tim dari BKSDA Lampung bersama tim yang lain bersama masyarakat, masih akan berada di lokasi tempat korban ditemukan setelah diterkam buaya liar itu sampai beberapa hari ke depan, untuk berusaha menangkap buaya muara liar itu.

Korban sedang mencari rumput untuk makanan ternak pada Senin (25/2) pagi sekitar pukul 10.00 WIB di Sungai Pidada saat berada dalam perahu terpisah dengan beberapa temannya, Sujio (38), dan Kuat (29).

Mereka masing-masing menggunakan perahu terpisah mendayung di atas Sungai Pidada, tiba-tiba diketahui korban diterkam oleh buaya dari atas perahunya.

Rekan korban yang melihat kejadian itu, kemudian menepi dan meminta bantuan kepada warga sekitarnya untuk menolong dan menemukan korban.

Lokasi tempat korban dilaporkan telah dimangsa buaya liar itu bukan berada dalam kawasan hutan atau kawasan lindung, melainkan kawasan sungai dan rawa yang luas.

Kawasan sungai beserta rawa yang luas di Kabupaten Tulangbawang itu saat musim penghujan seperti sekarang ini, semula berupa semak-semak, kini menjadi rawa merupakan habitat buaya muara dan burung-burung air yang memang hidup liar di sekitar wilayah tersebut.

Ia menyatakan kawasan tempat korban dilaporkan hilang dan diduga kuat karena telah dimangsa buaya liar itu merupakan areal satu kesatuan ekosistem dengan kawasan Rawa Pacing di sana.

Sekitar tahun 1980-an, luas rawa di daerah tersebut mencapai lebih dari 50.000 hektare.

"Dulunya di rawa yang luas itu masih banyak makanan buaya, seperti babi hutan, kera, dan rusa," ujar Supriyanto lagi.


(T.B014)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013