Kampanye konservasi penyelamatan badak jawa terus kita lakukan, diantaranya dengan pemasangan stiker pada kendaraan dinas Balai TNUK,"
Pandeglang (ANTARA News) - Balai Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) Pandeglang terus melakukan kampanye konservasi dalam penyelamatan badak jawa yang hanya hidup di kawasan tersebut.

"Kampanye konservasi penyelamatan badak jawa terus kita lakukan, diantaranya dengan pemasangan stiker pada kendaraan dinas Balai TNUK," kata Humas Balai TNUK Pandeglang Indra di Pandeglang, Selasa.

Stiker berukuran cukup besar itu, bertuliskan "badak jawa hanya kita yang punya" tertempel pada semua kendaraan dinas Balai TNUK Pandeglang.

"Kita juga merencanakan untuk memasang stiker dengan tulisan yang sama pada kendaraan umum bus untuk memperluas kampanye penyelamatan badak jawa, dengan harapan akan lebih banyak orang yang peduli terhadap kelestarian hewan langka ini," ujarnya.

Selain, itu juga akan dilakukan koordinasi dengan pemerintah Provinsi Banten dan Kabupaten Pandeglang, terkait kemungkinan penempelan stiker di seluruh kendaraan dinas di lingkungan pemerintah daerah tersebut.

"Kita membutuhkan peran serta semua pihak, termasuk pemerintah daerah dan masyarakat dan menyosialisasikan penyelamatan badak jawa ini," katanya.

Kampanye penyelamatan badak jawa, kata dia, juga merupakan tindak lanjut dari peringatan Tahun Badak Internasional yang diperingati pada 5 Juni 2012 di Indonesia. Saat peringatan tersebut Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menekankan pentingkan penyelamatan badak jawa.

Indonesia dipilih sebagai tuan rumah penyelenggaraan peringatan Tahun Badak Internasional pada tahun lalu, karena memiliki dua dari lima spesies badak yang ada di dunia, yakni badak jawa dan badak sumatera.

"Untuk badak jawa hanya ada di kawasan TNUK, maka sangat tepat kita mengkampanyekan melalui stiker `badak jawa hanya kita yang punya`," ujarnya.

Indra juga menyatakan, pelestarian badak jawa tidak bisa hanya dilakukan oleh pemerintah, tapi harus melibatkan semua pihak, termasuk masyarakat dan LSM yang peduli terhadap kelangsungan hidup hewan langka itu.

(S031/Y008)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013