Gelaran seni yang untuk pertama kali diselenggarakan di Jakarta itu juga akan menampilkan aneka seni kontemporer baik lukisan, patung, video seni, maupun seni instalasi dari 33 seniman muda yang antara lain berasal dari Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta.
Penggagas dan Ketua Pelaksana ARTE, Ayu Vibrasita, menyelenggarakan acara itu untuk memberikan wadah bagi bakat-bakat baru guna memamerkan karya.
"Banyak teman yang sudah punya karya bagus tapi nggak diekspos," kata Ayu.
Kurator Ruang Rupa, Ade Darmawan, menjelaskan, seni visual yang ditampilkan dalam ajang tersebut mayoritas berbasis teknologi.
"Sepuluh sampai 15 tahun terakhir teknologi membuat kehidupan sehari-hari kita berbeda. Persoalan produksi gambar secara artistik juga menjadi formulasi yang berbeda dengan seniman sebelumnya," katanya saat memberikan keterangan pers di Jakarta, Kamis (21/3).
Wakil Ketua Pelaksana ARTE, Bayu Aji, mengatakan mereka ingin mengangkat semua segmen seni karenanya sengaja memberikan ruang untuk menampilkan beragam karya seni, termasuk kuliner.
Adrian Ishak akan melakukan demo masak dengan pendekatan yang disebut molecular gastronomy (gastronomi molekuler) dalam ajang itu.
"Makanannya pun yang kekinian, dengan teknologi molekuler. Unique food. Misal bentuknya buah ceri, tapi pas digigit rasa blackforest," kata Bayu Aji.
Sementara dalam pertunjukan musik, akan tampil band-band seperti Pure Saturday, Payung Teduh, Float, dan The Trees & The Wild.
Para penikmat film pun dapat menyaksikan beberapa film yang akan diputar di Platinum XXI, FX Mall Senayan, pada 26-31 Maret. Film yang akan diputar antara lain "Laura & Marsha", "Tango Libre", dan "Pieta".
Film "What They Don't Talk About When They Talk About Love" karya Mouly Surya, yang beberapa waktu lalu diputar perdana di Festival Film Sundance, juga akan ditampilkan.
"Ini pertama kali diputar di tanah air," kata Mouly tentang filmnya yang akan diputar pada hari terakhir ARTE.
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2013
