Hambatan kita itu mereka pasang harga murah dengan barang yang sama"
Madiun (ANTARA News) - PT Industri Kereta Api (INKA) ikut bersaing untuk mengikuti tender pengadaan KRL di Manila, Filipina, dengan negara produsen kereta lainnya seperti China, Jepang, dan Korea.

"Saat ini masih proses tender. Submit dokumen baru dilakukan awal bulan depan," kata Direktur Produksi dan Teknologi Yunendar Aryo Handoko di kantor pusat PT INKA di Madiun, Jawa Timur, Jumat.

Filipina membuka proyek tender untuk pengadaan 40 gerbong kereta. Proyek berjangka dua hingga tiga tahun itu dipastikan berjalan pertengahan tahun.

INKA akan memasang harga Rp40 miliar untuk setiap rangkaian seperti harga KRL Jabodetabek umumnya.

"Tetapi seperti apa detailnya belum tahu. Bisa saja mereka nanti minta kereta semi-finish. Jadi seperti pemasangam kursi dilakukan di sana agar tetap ada brand negaranya," jelas Yunendar.

Proyek ini menjadi taget ekspor pertama INKA pada 2013. INKA baru saja merampungkan ekspor enam gerbong kereta KRL ke Malaysia akhir tahun lalu dan kini sedang masuk tahap pengujian.

Sebagai perusahaan industri kereta api satu-satunya di Asia Tenggara, INKA berhasil mengekspor produknya ke berbagai negara, termasuk 50 kereta penumpang ke Bangladesh, selain menjual kereta gerbong ke Thailand, Australia, dan Singapura.

China akan menjadi pesaing terkuat dalam tender di Filipina ini.

Kalau dari segi kualitas, lanjut Yunendar, INKA dapat mengimbangi China."Hambatan kita itu mereka pasang harga murah dengan barang yang sama, bedanya bisa sampai 10-15 persen," ujar Yunendar.

Pewarta: Monalisa
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013