... untuk mengubah hati yang keras membatu menjadi hati yang manusiawi... "
Yogyakarta (ANTARA Nes) - Sekretaris Eksekutif Komisi Hubungan Agama dan Kepercayaan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Romo Antonius Benny Susetyo, mengatakan, peristiwa perjamuan terakhir pada perayaan Kamis Putih merupakan wujud totalitas pelayanan terhadap manusia berdosa.

"Peristiwa perjamuan terakhir menjadi momentum bagi umat Katolik untuk memberikan kesaksian dalam totalitas pelayanan bagi sesama," kata Romo Benny dalam pesan singkat yang diterima di Yogyakarta, Kamis.

Gereja, sebagai simbol pelayanan, akan terus berpihak kepada mereka yang miskin, lemah, kecil dan tersingkir, serta berorientasi pada perjuangan keadilan.

"Semangat itulah yang ditunjukkan pula oleh Bapa Suci Paus Fransiskus," tambahnya.

Sementara itu, Uskup Agung Semarang, Mgr Johannes Pujasumarta, mengatakan, momentum kebangkitan Yesus diharapkan dapat mengubah budaya kekerasan menjadi kelembutan yang berdasarkan pada kebenaran, keadilan dan kasih.

"Paskah Kristus mengamanatkan kepada kita untuk mengubah hati yang keras membatu menjadi hati yang manusiawi, yang mampu mendengarkan suara kebenaran, dan bahkan memperjuangkan kebenaran dengan semangat martyria," katanya.

Perayaan Kamis Putih menjadi momen pembuka Tri Hari Suci bagi umat Katolik di seluruh dunia, khususnya di Tanah Air, hingga merayakan kebangkitan Yesus pada Minggu Paskah.

Perayaan Ekaristi Kamis Putih digelar untuk memperingati perjamuan makan terakhir antara Yesus dengan 12 murid, sebelum Yesus disalib dan wafat, yang diperingati pada Jumat Agung.

Perayaan Paskah 2013 juga menjadi momentum penting bagi seluruh umat Katolik di dunia karena telah memiliki Bapa Suci baru, Paus Fransiskus, yang terpilih dalam konklaf pada 14 Maret. 

(F013)

Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2013