Solo (ANTARA News) - Sebanyak 3.500 penari dari 129 kelompok yang berasal dari berbagai daerah pada Senin tampil dalam acara "Solo Menari 24 Jam" yang digelar untuk merayakan Hari Tari Dunia.

Kegiatan itu dimulai dari Gedung Jurusan Tari Institut Seni Indonesia (ISI) Solo pukul 06.00 WIB, tempat Empu Tari ISI Solo, Wahyu Santoso Prabowo, akan menari selama 24 jam tanpa istirahat bersama para dosen tari.

Wahyu dan rekan-rekannya antara lain akan membawakan tari-tari dasar seperti Lantoyo, Pamungkas, Gunungsari, Dwi Asmoro, dan Keblat Papat Lima Pancer.

Setelah menari di Gedung Jurusan Tari, dengan iringan gamelan Wahyu dan para dosen berjalan kaki menuju Gedung Rektorat ISI, dan selanjutnya menuju Pendapa ISI Solo.

"Melalui kegiatan seperti ini diharapkan seni tari akan mendunia, baik yang modern, tradisional maupun yang lain, dan Banyak melibatkan para generasi muda," kata Rektor ISI Solo, T. Slamet Suparno.

Ketua Panitia Hari Tari Dunia Solo, Sri Rochana, mengatakan kegiatan kali ini bertema "Tradisi Menginspirasi Dunia" dan diikuti oleh anak-anak muda dari sekolah maupun sanggar tari di Yogyakarta, Bandung, Jakarta, Sulawesi, Kalimantan, Cirebon, Semarang dan daerah lainnya.

"Mereka datang ke Solo dengan biaya sendiri dan memang ingin berpartisipasi untuk memperingati Hari Tari Dunia," katanya.

Menurut dia, kegiatan menari tidak hanya dilakukan di kompleks kampus ISI Solo saja, tetapi juga di beberapa tempat lain seperti Bandara Adisumarmo, Taman Sriwedari, Jalan Jenderal Sudirman (depan Bank Indonesia).

Walikota Surakarta, FX Hadi Rudyatmo, dan Wakilnya, Achmad Purnomo, juga terlibat dalam kegiatan itu.

Sri mengatakan, kegiatan tari di depan Bank Indonesia Solo akan dimulai pukul 14.00 WIB dan melibatkan 400 penari lebih, termasuk Walikota Surakarta yang akan mengenakan kostum wayang Werkudara dan Wakil Walikota yang akan memakai kostum Puntadewa.


Pewarta: Joko Widodo
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2013