Setiap senjata canggih yang berada di sana (Suriah) yang kelihatannya ditujukan untuk jatuh ke tangan pelaku jahat, saya kira ada kemungkinan itu dapat menjadi sasaran juga."
Jakarta (ANTARA News) - Amerika Serikat mendukung Israel untuk menyerang dan memutus suplai senjata kepada pihak Hizbullah.

"Israel 'memiliki hak untuk mencegah penyerahan senjata canggih kepada Hizbullah', sekutu Suriah dan Iran," kata  Presiden AS Barack Obama, di Washington, pekan lalu.

Tindakan Israel itu bukan dipandang sebagai upaya untuk meningkatkan tekanan terhadap Presiden Suriah Bashar al-Assad, tapi lebih dilihat sebagai bagian dari konfliknya sendiri dengan Iran --yang dikhawatirkannya mengirim rudal kepada Hizbullah di Lebanon melalui Suriah.

Rudal tersebut bisa menghantam Tel Aviv jika Israel membuktikan ancaman untuk menyerang program nuklir Teheran.

Satu lagi sumber intelijen Barat memberitahu Reuters serangan paling akhir itu --tidak seperti serangan sebelumnya-- "ditujukan kepada tempat penyimpanan rudal Fateh-110 yang dikirim dari Iran untuk Hizbullah".

Rakyat terbangunkan di Ibu Kota Suriah, Damaskus, akibat suara ledakan yang mengguncang tanah seperti gempa bumi dan mengirim gumpalan api ke udara pada malam hari.

Stasiun televisi resmi Suriah menyatakan pemboman satu pusat penelitian militer di Jamraya dan dua tempat lain menewaskan banyak warga sipil dan menimbulkan kerusakan besar. Kompleks Jamraya juga menjadi sasaran serangan Israel pada 30 Januari.

Pejabat intelijen AS tersebut mengatakan serangan lain pada masa depan tak bisa dikesampingkan.

"Setiap senjata canggih yang berada di sana (Suriah) yang kelihatannya ditujukan untuk jatuh ke tangan pelaku jahat, saya kira ada kemungkinan itu dapat menjadi sasaran juga," kata pejabat kedua.

Penerjemah: Ella Syafputri
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013