Seharusnya waktu di luar beban puncak bisa dimanfaatkan dengan baik, khususnya untuk rumah tangga...
Jakarta (ANTARA News) - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero menghawatirkan beban puncak penggunaan listrik untuk wilayah Jawa-Bali yang mencapai kurang lebih 22.000 MegaWatt (MW) pada awal Mei 2013 lalu.

"Pada awal Mei 2013, beban puncak Jawa-Bali mencapai 21.968 MW, dan kami berupaya mengendalikan beban puncak tersebut," kata Kepala Divisi Niaga PT PLN Persero, Benny Marbun, saat ditemui wartawan di Kantor Pusat PLN di Jakarta, Selasa.

Benny mengatakan, beban puncak penggunaan listrik yang berkisar pada pukul 18.00 sampai 22.00 WIB tersebut merupakan yang tertinggi jika dibandingkan dengan beban puncak tertinggi sebelumnya sebesar 21.237 MW yang terjadi pada 15 Oktober 2012 lalu.

"Kami berharap rumah tangga bisa memindahkan aktivitas penggunaan listrik di luar waktu beban puncak tersebut," kata Benny.

Menurut Benny, jika beban puncak terus merangkak naik, maka pihaknya harus menyediakan pembangkit lebih banyak--meskipun daya pembangkit di Jawa-Bali saat ini sekitar 24.000 MW dan ke depan tambahan pembangkit dari proyek PLTU 10.000 MW tahap satu akan berangsur masuk sistem.

"Di luar waktu beban puncak, masih belum banyak dimanfaatkan. Seharusnya waktu di luar beban puncak bisa dimanfaatkan dengan baik, khususnya untuk rumah tangga," kata Benny.

Menurut Benny, jika beban puncak terus naik maka dikhawatirkan hal ini juga akan berdampak terhadap dunia industri.

"Ketika beban tinggi dan pembangkit tidak mampu mengakomodasi akibat adanya tambahan beban dari investor besar, maka bisa jadi kita kehilangan peluang investasi dari investor yang akan masuk," kata Benny.

Pada Selasa (7/5) lalu, rekor baru penggunaan listrik di sistem kelistrikan Jawa-Bali, pada pukul 18.00 WIB tercatat beban listrik sistem Jawa-Bali mencapai 21.968 MW, atau nyaris menembus angka 22.000 MW.

Hal tersebut menjelaskan bahwa adanya kenaikan beban penggunaan listrik pada sistem Jawa Bali di saat WBP sebanyak 731 MW atau naik sekitar 3,4 persen dari beban puncak tertinggi sebelumnya yang sebesar 21.237 MW.

Dari kenaikan beban listrik sebanyak 731 MW tersebut, kurang lebih sekitar 488 MW atau 67 persen terjadi di wilayah timur dari Sistem Jawa Bali--tepatnya di wilayah Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, dan Bali.

Sementara 33 persen lainnya atau sebesar 243 MW terjadi di wilayah barat atau di Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten.

Saat ini, dari total 21.968 MW beban listrik Jawa-Bali, sekitar 61 persen beban listrik atau 13.338 MW berada di barat, sedangkan 39 persen beban atau 8.630 MW berada di wilayah timur.

Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013