Kami bisa berikan bantuan untuk rehab sekolah yang rusak akibat berbagai macam bencana dari dana abadi yang nilainya saat ini mencapai Rp16 triliun.
Langsa, Aceh (ANTARA News) - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) menyiapkan dana abadi untuk merehabilitasi sekolah yang rusak akibat gempa bumi yang melanda Aceh.

"Kami bisa berikan bantuan untuk rehab sekolah yang rusak akibat berbagai macam bencana dari dana abadi yang nilainya saat ini mencapai Rp16 triliun," kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh, di Langsa, Aceh, Kamis.

Hal tersebut disampaikan Nuh saat dialog dan sosialisasi Kurikulum 2013 di depan ratusan kepala sekolah dan guru se-Kabupaten Langsa, Aceh. Menurut Nuh, dana abadi memang sudah disiapkan kementeriannya untuk mengantisipasi sekolah yang rusak akibat bencana yang datang sewaktu-waktu.

Dikatakan, dengan dana abadi maka bantuan dana rehabilitasi sekolah bisa segera dicairkan untuk perbaikan sekolah tanpa harus menunggu APBN.

"Kalau harus menunggu APBN terlalu lama karena baru dapat dicairkan tahun depan," katanya.

Dikatakan, belajar dari pengalaman tahun-tahun sebelumnya yang ada sekolah rusak akibat bencana maka sangat dibutuhkan dana segera untuk rehabilitasi.

"Jangan sampai proses belajar mengajar terhambat gara-gara sekolah rusak akibat bencana. Oleh sebab itu kita telah siapkan dana abadi yang bisa digunakan sewaktu-waktu dicairkan," katanya.

Nuh minta kepada Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh untuk segera menginventarisasi jumlah sekolah yang rusak, termasuk jumlah ruang sekolah dan alat-alat pendukung belajar.

"Saya harap Pak Kepala Dinas untuk segera menginventaris berapa jumlah sekolah yang rusak," katanya.

Setelah dilakukan inventarisasi jumlah sekolah yang rusak maka segera disampaikan ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk dicairkan dana rehabnya.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Anas Adam mengatakan, akibat gempa setidaknya ada 17 sekolah yang rusak mulai dari tingkat SMA sederajat hingga taman kanak-kanak.

Ia memperkirakan jumlah yang rusak itu besar kemungkinan bisa bertambah, mengingat sampai saat ini masih terus dihitung.

"Jumlah yang rusak kemungkinan bertambah," katanya.

(A025)

Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013