Dugaan sementara mereka punya masalah bisnis yang tidak ada titik temu,"
Jakarta (ANTARA News) - Penyidik Polres Metro Jakarta Barat belum menemukan motif pasti penembakan terhadap dua orang warga asing, Muhammad asal Sierra Leone dan Adelusi Oludare dari Nigeria di Apartemen Mediterania, Tanjung Duren, namun diduga berlatar belakang soal bisnis.

"Dugaan sementara mereka punya masalah bisnis yang tidak ada titik temu," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Rikwanto saat dikonfirmasi di Jakarta, Minggu.

Rikwanto mengatakan, penyidik kepolisian masih berupaya meminta keterangan dari kedua korban penembakan tersebut.

Penyidik kesulitan meminta keterangan dari kedua korban, karena enggan berterus terang kasus penembakan maupun penyebab kejadian tersebut.

Kepala Polres Metro Jakarta Barat, Komisaris Besar Polisi Fadil Imran menuturkan petugas menemui kendala, karena kedua korban belum mau mengungkapkan latar belakang peristiwa tersebut, meskipun telah mendatangkan penerjemaah bahasa.

Saat ini, kedua korban penembakan tersebut masih menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Grogol, Jakarta Barat.

Sejauh ini, polisi telah memeriksa 18 orang saksi, terdiri dari tujuh orang petugas keamanan, tujuh orang petugas parkir, seorang pemilik dan seorang agen apartemen, seorang wanita pacar korban dan satu teman pacar korban.

Penyidik kepolisian juga telah menyita beberapa barang bukti, seperti proyektil, selongsong, dua unit telepon selular, rekaman kamera tersembunyi dan tanda masuk parkir kendaraan.

Berdasarkan hasil rekaman kamera tersembunyi, jumlah pelaku yang menembak korban mencapai tujuh orang diduga Warga Negara Indonesia.

Sebelumnya, dua orang warga negara asing menjadi korban penembakan orang tidak dikenal di Lantai 15 Apartemen Mediterania, Tanjung Duren, Jakarta Barat, Sabtu (13/7) malam.

Kedua korban penembakan, Muhammad mengalami luka tembak pada lengan kanan, sedangkan Adelusi Oludare menderita luka tembak di bagian lengan dan kaki.

(T014/Z002)

Pewarta: Taufik Ridwan
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013