Pontianak (ANTARA News) - Meski sudah enggan berbicara politik sejak tak lagi jadi Ketua Umum Partai Demokrat, namun Anas Urbaningrum tetap melekat dengan dunia yang ikut membesarkannya itu.

Saat berkunjung sambil berbuka puasa di kediaman salah seorang sahabatnya di kawasan Sungai Raya Dalam, Pontianak, Senin (15/7), ia banyak berbicara tentang kuliner.

Menurut dia, Indonesia sangat kaya akan kuliner yang diakui oleh dunia.

"Tetapi kita kalah dengan Thailand, India, atau negara lain di Eropa, Amerika , Amerika Latin, Timur Tengah. Diplomasi kuliner Indonesia, kalah dibanding mereka," ujar dia.

Ia menambahkan bahwa kuliner Indonesia kurang dilihat sebagai sebuah potensi diplomasi internasional.

Ia menilai, negara seperti Thailand menjadikan kuliner sebagai ujung tombak diplomasi.

Sebaliknya di Indonesia, begitu mudah masakan luar negeri masuk dan menyebar, sedangkan masakan Indonesia, sulit untuk penetrasi ke negara lain.

"Biaya mengenalkan Indonesia melalui kuliner, jauh lebih mudah dan murah," kata dia.

Ia kini tengah menyiapkan bahan untuk sebuah buku tentang kuliner Indonesia. Kuliner tidak harus sekedar dijaga, namun juga dikembangkan sebagai bagian dari kekayaan budaya.

Kuliner lokal, lanjut dia, adalah kekuatan ekonomi rakyat dan kekhasan kekayaan khasanah budaya.

"Jadi, kuliner itu bukan sekedar isu tentang kenyang saja, tapi isu utama adalah merawat warisan kebudayaan, mengembangkannya sebagai kekuatan ekonomi rakyat, dan bentuk kemajuan-kemajuan di sektor wisata," kata Anas Urbaningrum yang lahir tepat 43 tahun lalu itu.

Kuliner identik dengan bahasa ibu. Kalau anak kehilangan bahasa ibu, maka akan kesulitan untuk "klop" dengan budayanya sendiri.

Ujung-ujungnya. "Masalah kuliner itu, politik juga," pungkasnya.

Pewarta: Teguh Imam Wibowo
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2013