Beijing (ANTARA News) - China memecat seorang pegawai, yang menghambur-hamburkan uang sekitar 260.000 dolar untuk pesta pernikahan tiga hari tiga malam bagi putranya, kata media pemerintah pada Selasa.

Pemecatan tersebut merupakan langkah memberantas perbuatan tidak patut dan korupsi.

Ma Linxiang, wakil kepala desa dari Qinghueying di pinggiran Beijing menjamu tamu sekitar 250 meja untuk pernikahan di balai pertemuan yang menjadi bagian dari tempat penyelenggaraan Olimpiade 2008 di Beijing pada hari libur panjang pekan lalu, lapor media.

Ma mengatakan kepada media bahwa pernikahan itu diselenggarakan bersama oleh kedua belah pihak keluarga dan dia tidak dapat menghentikan keluarga mempelai perempuan yang berfoya-foya memilih tempat pernikahan serta menyewa hiburan termasuk dua pesohor tenar untuk pesta pernikahan mewah itu.

Lembaga pemantau anti-korupsi cabang Partai Komunis yang berkuasa memecat Ma karena pemborosan dan melanggar disiplin, serta menambahkan tidak ditemukan adanya penyalahgunaan dana masyarakat, lapor kantor berita Xinhua.

Sejak memimpin Partai komunis akhir tahun lalu dan memimpin negara pada Maret, Presiden Xi Jinping menyerukan bahwa korupsi mengancam kelangsungan parai dan berjanji untuk bertindak bagi penguasa kelas "macan" ataupun yang kelas "lalat".

Xi membidik hal-hal yang memicu kemarahan masyarakat atas tindakan melanggar hukum dan perilaku yang melanggar etika oleh anggota partai, khususnya mereka yang mempunyai gaya hidup penuh gaya yang tidak mungkin bisa dicapai dengan gaji mereka.

Di antara kelompok kelas "macan" yang didepak adalah politisi senior Bo Xilai yang bulan lalu dijatuhi hukuman penjara setelah terbukti bersalah melakukan tindak korupsi, menerima suap dan menyalahgunakan kekuasaan.

Ma mengatakan ia yanya membayari pesta dua hari di desa dengan menghabiskan dana 200 ribu yuan dan ia menerima kembali sejumlah dana itu dalam bentuk hadiah, lapor media.

Tamu yang menghadiri pernikahan menurut kebiasaan diharap memberi sumbangan uang tunai dalam amplop merah yang disebut "hong bao", yang sering digunakan untuk membiayai pernikahan tetapi juga bisa digunakan untuk menyalurkan uang tunai termasuk menyogok.

Ma bersikeras mengatakan bahwa ia memahami kampanye anti-korupsi Xi.

"Saya ini aparat desa, saya tahu betul aturan partai dan apa yang tidak boleh saya lakukan, tetapi keluarga mempelai perempuan mendesak dan saya tidak bisa menghentikan mereka," katanya kepada Xinhua.

Ia menggambarkan keluarga mempelai perempuan sebagai pengusaha kaya dari wilayah timur, Provinsi Jiangsu, demikian Reuters.

(M007/B002)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013