... visi kemaritiman dan angkatan laut menjadi lebih komprehensif untuk saling dibagikan kepada hadirin... "
Jakarta (ANTARA News) - Memperingati 68 tahun TNI AL berdiri, simposium keamanan maritim internasional akan digelar pada 9-11 Desember ini, di Jakarta.

Tidak kurang sembilan kepala staf atau panglima angkatan laut negara sahabat akan memaparkan pandangan mereka masing-masing tentang visi kemaritiman internasional.

Jadual yang diterima dari panitia penyelenggara, di Jakarta, Sabtu, Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Marsetio, akan menjadi tuan rumah sekaligus memberi pidato kunci di hadapan sekitar 350 peserta dari berbagai negara itu.

Tema yang dijadikan pedoman adalah Strategi Kerja sama dan Kemitraan Global Untuk Meningkatkan Kesiagaan Ranah Kemaritiman.

Kesembilan kepala staf atau panglima angkatan laut yang dipastikan hadir dan memberi pemaparan itu adalah Kepala Staf Angkatan Laut Amerika Serikat, Admiral Jonathan W Greenert, Kepala Staf Angkatan Laut Singapura, Rear Admiral Ng Chee Peng, dan Kepala Staf Angkatan Laut Australia, Vice Admiral RJ Griggs.

Juga Panglima Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat China, Rear Admiral Wei Xueyi, Panglima Angkatan Laut Iran, Rear Admiral Habibollah Sayyari, dan Kepala Staf Angkatan Laut Pakistan, Admiral Muhammad A Sandila.

Masih ditambah dengan Kepala Staf Angkatan Laut Angkatan Beladiri Jepang, Admiral Katsutoshi Kawano, Panglima Angkatan Laut Thailand, Admiral Tawewuth Pongsapipatt, Panglima Tentera Lau Diraja Malaysia, Admiral Tan Sri Abdul Aziz, dan kepala delegasi Angkatan Laut Kerajaan Belanda, Rear Admiral Ben Bekkering.

Selain mereka, jadual menyebutkan bahwa ahli hukum laut internasional, Profesor Dr Hasjim Djalal, dan ahli dari Pusat Hukum Kelautan dan Kebijakan Nasional Institut Studi Laut China, Nong Hong PhD, juga akan menjadi pembicara.

Adapun Menteri Pertahanan, Purnomo Yusgiantoro, akan membuka secara resmi simposium itu.

Dengan pendekatan multi kawasan seperti ini, menjadikan visi kemaritiman dan angkatan laut menjadi lebih komprehensif untuk saling dibagikan kepada hadirin.

Belakangan ini kawasan Laut China Selatan plus Laut China Timur semakin bergejolak terutama sejak China memberlakukan wajib lapor identifikasi di wilayah udara Kepulauan Senkaku, yang secara de fakto kini dikuasai Jepang.

Perubahan konstelasi maritim dan ruang udara di atasnya seperti itu menjadi tantangan tersendiri untuk tetap bisa menjaga perdamaian di kawasan. Dalam simposium internasional kemaritiman memperingati hari jadi ke-68 TNI AL --pada 5 Desember lalu-- ini, semua pihak yang berkepentingan itu berkumpul dan duduk satu meja.

Pewarta: Ade P Marboen
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2013