Denpasar (ANTARA News) - Arus kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali berkurang hampir 20 persen dari sebanyak 552.605 orang selama Januari-Mei 2005 menjadi hanya 442.922 orang periode yang sama 2006. Anjlok kunjungan Wisman itu menyebabkan volume jasa dan harga di sektor pariwisata di daerah pulau Dewata tumbuh minus 0,23 persen, demikian laporan hasil Survei Pedagang Eceran dan Jasa Pariwisata BI Denpasar, Selasa. Untuk jasa rekreasi volumenya tumbuh 0,04 persen, sedangkan untuk Biro Perjalanan Wisata (BPW) volumenya tumbuh minus 0,27 persen. Komposisi itu berbeda dengan bulan sebelumnya tumbuh stagnan untuk rekreasi minus 0,16 persen. Kecilnya pertumbuhan jasa pariwisata pulau Dewata belakangan ini, baik dilihat dari sisi volume maupun harga, sangat terkait dengan kompleksitas problem sektor pariwisata Bali secara keseluruhan pascabom Bali 2002. Sejak tragedi bom Bali, jumlah kunjungan wisman ke daerah ini berkurang dari 1,4 juta orang tahun 2004 menjadi 1,3 juta orang tahun 2005, sedangkan selama Januari-Mei 2006 hanya 442.922 orang atau berkurang 20 persen. Pengamat pariwisata menyebutkan, rendah pertumbuhan harga dari jasa pariwisata di Bali, karena materi yang didapatkan industri pariwisata masih di bawah normal, sebab paket wisata yang ditawarkan masih harga promosi alias di bawah standar. Kebijakan harga tersebut belum bisa diubah, karena terkait dengan kontrak bisnis pariwisata antara industri pariwisata di Bali dengan mitra kerjanya di berbagai negara umumnya berlaku enam hingga setahun. Masa kontrak bisnis pariwisata itu diperkirakan mulai habis akhir tahun, sehingga harga jasa pariwisata itu belum bisa beranjak walaupun terjadi berbagai peristiwa di Tanah Air seperti kenaikan BBM. Melihat gambaran itu, maka sesuai hasil survei yang dilakukan kepada pedagang eceran dan jasa pariwisata Mei lalu, sebagian besar responden menyebutkan bahwa kondisi perekonomian turun dalam jangka waktu tiga bulan ke depan.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006