Angka golput di negara-negara lain bisa mencapai 50 persen hingga 60 persen. Kalau angka golput di Indonesia masih 40 persen, tidak terlalu buruk,"
Jakarta (ANTARA News) - Mantan anggota Dewan Pers Agus Sudibyo mengatakan Indonesia tidak perlu panik apabila angka golongan putih (golput) pada Pemilu 2014 meningkat bila dibandingkan pemilu sebelumnya.

"Angka golput di negara-negara lain bisa mencapai 50 persen hingga 60 persen. Kalau angka golput di Indonesia masih 40 persen, tidak terlalu buruk," kata Agus Sudibyo di Jakarta, Selasa.

Agus mengatakan angka golput akan terlihat buruk apabila yang dijadikan perbandingan adalah tingkat partisipasi pemilih pada pemilu masa Orde Baru yang mencapai 80 persen hingga 90 persen.

Menurut Agus, ada beberapa hal yang berpotensi menyebabkan angka golput menjadi tinggi. Salah satunya adalah pemilih tidak yakin dengan sistem pemilu yang sedang berlangsung.

"Pemilih yang apatis dengan pemilu juga berpotensi meningkatkan angka golput. Selain itu, ada juga pemilih yang merasa tidak punya pilihan karena tidak mengenal caleg yang akan dipilih," tuturnya.

Selain itu, kesalahan saat menggunakan hak pilih atau kesalahan saat mencoblos juga bisa meningkatkan angka golput.

Surat suara yang dianggap sah adalah mencoblos satu atau lebih caleg dari partai yang sama, mencoblos partai dan caleg dari partai bersangkutan dan mencoblos satu partai saja.

"Potensi yang lain adalah golput administratif. Meskipun hari pemilu diliburkan, tetapi pekerja sektor nonformal tetap bekerja dan berpotensi tidak menggunakan hak pilihnya," ucapnya.

Untuk meminimalkan angka golput, Agus mengatakan yang bisa dilakukan adalah media massa fokus untuk memberitakan pemilihan legislatif. Menurut dia, media massa terlalu asyik memberitakan wacana pemilihan presiden karena dinilai lebih menarik.

KPU juga harus melakukan sosialisasi dan kampanye mengenai tata cara memilih yang benar kepada masyarakat untuk mengurangi jumlah surat suara yang rusak dan dianggap tidak sah.

Di sisi lainnya, media massa dan berbagai lembaga pemantau pemilu juga harus menyosialisasikan rekam jejak para caleg, serta mengawasi jalannya pemilu.

Agus Sudibyo hadir sebagai pembicara dalam diskusi "Siapkan Kita Melaksanakan Pemilu" yang diadakan Masyarakat-Pers Pemantau Pemilu-Persatuan Wartawan Indonesia (Mappilu-PWI) di Aula Dewan Pers, Jakarta.

Selain Agus, pembicara lainnya adalah anggota Komisi I DPR Tantowi Yahya, Ketua Forum Masyarakat Peduli Pemilu Indonesia (Formappi) Sebastian Salang dan Direktur Lingkar Madani untuk Indonesia (Lima) Ray Rangkuti.(*)

Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014