Bandarlampung (ANTARA News) - Seribuan orang dari berbagai elemen masyarakat didukung Wahana Lingkungan Hidup Indonesia dan unsur lain di Provinsi Lampung akan ikut bergabung dalam Rapat Akbar Gerakan Lingkungan Hidup Indonesia, di Jakarta, Selasa ini.

Direktur Eksekutif Walhi Lampung, Bejoe Dewangga, di Bandarlampung, Senin malam, menyebutkan bahwa Walhi Lampung siap mengirimkan warga dampingan basisnya yang mencapai 1.000 orang untuk menghadiri Rapat Akbar Gerakan Lingkungan Hidup Indonesia (RA-GLHI).

Mereka berasal dari SHK PBL, SHK Lestari, MPL Bandarlampung, SHK Hijau Lestari, Himbio Unila, Format, Sentral, SHI, bersama 13 lembaga anggota Walhi Lampung, dan lembaga-lembaga jaringan.

Bejoe menyatakan, tahun 2014 adalah tahun politik yang akan menentukan para calon wakil rakyat daerah kabupaten, provinsi dan nasional.

Selain itu, ujarnya, kita akan menentukan senator atau perwakilan daerah dan tidak hanya itu, mengingat setelahnya akan memilih pemimpin nasional, yaitu presiden dan wakil presiden.

Menurut dia, tahun politik ini merupakan hajat bangsa indonesia lima tahun sekali sebagai pesta demokrasi di seluruh penjuru negeri ini.

Namun dia menyatakan, terkadang tahun politik dijadikan tahun-tahun yang tidak bermakna bagi rakyat Indonesia karena mereka disuguhi pelbagai hal yang menghalalkan demokrasi ini untuk kemenangan kelompok tertentu, partai tertentu hingga pemimpin nasional tertentu.

Bejoe menegaskan bahwa suara-suara rakyat dihargai dengan pelbagai cara, baik berupa uang, beras, mie instan hingga janji-janji yang tak menentu.

"Artinya ongkos politik di Indonesia sangatlah mahal, sehingga para wakil rakyat maupun pemimpin negeri ini tidak lagi mementingkan rakyatnya ketika mereka telah jadi," ujarnya pula.

Dia menyatakan bahwa mereka justru yang menjual negeri ini, dengan dalih investasi sumber daya alam melalui kebijakan-kebijakan yang dilegalkan undang-undang maupun aturan lainnya.

Menurut Bejoe, sikap masyarakat itu ternyata setelah lima tahun berjalan, seperti tidak ada harganya, terusir dari tanah sendiri, tergusur dari tempat tinggalnya sendiri, sehingga rakyatlah yang selalu "dikorbankan".

Pemimpin negeri ini dan wakil rakyatnya lebih cendrung berpihak pada perusahaan (investor), ujar dia.

Menyikapi semua itu, kata Bejoe pula, pada tahun politik ini Walhi berupaya memberikan pemahaman kepada seluruh rakyat Indonesia untuk menjadi pemilih yang cerdas, dan mengimbau jangan memilih calon anggota legislatif, DPD, dan presiden yang adalah perusak lingkungan.

Jalur kegiatan dalam Rapat Akbar Gerakan Lingkungan Hidup Indonesia di Jakarta akan dihadiri seluruh basis Walhi se-Indonesia.

Diharapkan dari kegiatan tersebut adanya satu kesepakatan antara basis Walhi dari 28 eksekutif daerah di indonesia, yaitu tidak akan memilih para caleg, calon DPD, dan calon presiden yang merupakan pelaku dan perusak sumber daya alam.

"Jangan pilih para caleg, DPD, dan presiden yang mempunyai perusahaan-perusahaan perusak lingkungan," katanya lagi.

Gerakan ini juga mengajak warga untuk tidak memilih para caleg, DPD, dan presiden yang merusak lingkungan, seperti menempelkan alat peraga di pohon-pohon.

"Kami dalam gerakan ini juga bertekad tidak akan memilih para caleg, DPD, dan presiden yang tidak prorakyat dan agraria," kata dia lagi.

Warga dari sejumlah elemen di Lampung sendiri akan serempak berbarengan berangkat dari kantor Walhi Lampung, sambil menunggu warga dari Bengkulu satu bus, Jambi satu bus, dan Sumsel dua bus.

Walhi Lampung, ujar Bejoe pula, akan memberangkatkan 10 bus.

Kegiatan RA-GLHI itu akan dihadiri para caleg, DPD, dan calon presiden yang menurut pandangan Walhi masih belum cacat, seperti Mahfud MD dan Joko Widodo (Jokowi).

"Kami masih punya harapan agar DPR bersih dari perusak lingkungan," ujarnya.

(B014/H009)

Pewarta: Budisantoso Budiman
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014