Balikpapan (ANTARA News) - Temuan bahan peledak (handak) di Gereja Injili Nusantara Jemaat Kasih di Jalan Syarifudin Yoes Nomor 91 RT 98 Balikpapan Selatan, Minggu, sekitar pukul 03.00 Wita oleh penjaga keamanan Gereja bernama Anton belum diketahui jenis daya ledaknya.

Wadansat Brimob Kepolisian Daerah (Polda) Kaltim, AKBP Desman Tarigan mengatakan belum mengetahui jenis daya ledak dari bahan peledak tersebut apakah berdaya ledak rendah atau tinggi.

"Kita belum mengetahui bahan peledak tersebut jenis ledaknya," kata Desman di Balikpapan, Minggu.

AKBP Desman mengatakan barang mencurigakan yang ditemukan di dekat lingkungan Gereja Injili Nusantara Jemaat Kasih Balikpapan, Gereja Injili Nusantara Jemaat Kasih Balikpapan berupa bahan peledak bersama dengan rangkaian elektronik.

Tim Gegana Brimob Polda Kaltim selanjutnya mengamankan barang yang mencurigakan tersebut dan selanjutnya melakukan sterilisasi di sekitar lingkungan Gereja tersebut. Bahkan ibadah yang bertepatan dengan Hari Paskah ditunda yang seharusnya dimulai pukul 09.30 menjadi 11.30 WITA.

Seusai ibadah pada pukul 13.00 WITA masih terlihat Tim Gegana Brimob Polda Kaltim terus melakukan penyusuran dan sterilisas dekat Gereja Injili Nusantara Jemaat Kasih Balikpapan.

"Saat itu saya mendengar seperti ada suara. Begitu disorot dengan senter, saya lihat ada kepala orang, dan saya perkirakan ada dua orang, tapi yang terlihat cuma satu orang," kata Anton, petugas keamanan Gereja Injili Nusantara Jemaat Kasih Balikpapan yang pertama melihat barang mencurigakan tersebut.

Oleh karena itu, Anton mengemukakan, dia keluar dan memeriksa situasi, dan menemukan barang mencurigakan berupa dua unit aki kering, kotak dibungkus warna kuning dan rangkaian kabel.

Benda mencurigakan tersebut terletak enam meter dari lingkungan gereja tepatnya di Kalimantan International Christian School (KICS).

"Benda tersebut tersambung dengan kabel sepanjang enam meter, selanjutnya kabel tersebut disambungkan ke stop kontak listrik yang berada di sekolah KICS tersebut oleh orang tak dikenal tersebut," kata Anton.

Pewarta: Susylo Asmalyah
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014