Nay Pyi Taw (ANTARA) - Sekretaris Jenderal ASEAN Le Luong Minh optimistis Myanmar mampu memimpin negara-negara Asia Tenggara, terutama di saat-saat kritis menjelang tenggat waktu pencapaian Komunitas ASEAN 2015.

"Kepemimpinan Myanmar muncul di tengah-tengah perubahan berlanjut negara itu menuju negara demokrasi dan proses reformasi yang memperoleh dukungan kuat dari negara-negara anggota ASEAN dan komunitas internasional secara umum," kata Minh dalam pernyataan resminya di sela-sela pertemuan puncak ASEAN di Myanmar, Sabtu.

Myanmar untuk pertama kalinya akan menjadi tuan rumah pertemuan puncak negara-negara Asia Tenggara sejak bergabung dengan asosiasi itu pada 1997.

Setiap negara anggota ASEAN secara bergilir akan menjadi pemimpin ASEAN dan Myanmar telah kehilangan kesempatan memimpin ASEAN pada kesempatan sebelumnya namun kali ini kepemimpinan Myanmar didukung kuat ASEAN sekalipun awalnya nmuncul keberatan dari beberapa elemen internasional. Perubahan pesat di Myanmar beberapa waktu terakhir juga telah diapresiasi berbagai pihak.

"ASEAN berkomitmen untuk memberikan seluruh bantuan dan kerja sama yang diperlukan untuk memastikan kesuksesan kepemimpinan Myanmar. Kesuksesan Myanmar adalah kesuksesan ASEAN," kata Minh.

Sebagai pemimpin ASEAN tahun ini, Presiden Myanmar Thein Sein akan memimpin jalannya KTT ASEAN termasuk pertemuan para pemimpin ASEAN dengan Dewan Inter-Parlemen ASEAN, masyarakat sipil dan generasi muda ASEAN.

Pertemuan puncak ke-24 ASEAN terutama akan membahas kesiapan negara-negara anggota ASEAN menuju Komunitas ASEAN 2015.

Pertemuan puncak di Myanmar yang mengusung tema "Moving Forward in Unity to a Peaceful and Prosperous Community" akan melanjutkan hasil dari pertemuan puncak di Brunei pada 2013 di mana para pemimpin ASEAN menekankan keperluan menyusun visi ASEAN pasca 2015.

"Kondisi geografi telah menempatkan ASEAN dalam posisi unik yang menjembatani antara kekuatan-kekuatan besar Asia dan ASEAN akan terus mempertahankan posisinya sebagai pusat arsitektur kawasan," kata Minh.

Menurut dia, Komunitas ASEAN akan memperkuat posisi tersebut untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan, terutama dengan makin sempitnya kesenjangan pembangunan antarnegara anggotanya.

ASEAN yang dibentuk pada 1967 beranggotakan sepuluh negara ASEAN yaitu Brunei, Kamboja, Indonesia, Laos, Myanmar, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam telah berupaya untuk memenuhi tenggat waktu pelaksanaan peta jalan menuju Komunitas ASEAN 2015 yang salah satunya menciptakan pasar tunggal ASEAN akhir 2015.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan menghadiri Pertemuan Puncak ke-24 di Myanmar pada 10-11 Mei yang akan menjadi pertemuan ASEAN terakhir yang dihadirinya.

Pewarta: GNC Aryani
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014