Manila (ANTARA News) - Front Pembebasan Islam Moro (MILF) mengecam kaum militan ekstrimis Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), serta bersumpah untuk menutup penyebaran "virus" mereka masuk ke Filipina.

Maret lalu MILF menandatangani perjanjian damai dengan pemerintah pusat yang diantaranya kesepakatan berbagai kekuasaan di Filipina selatan.

MILF menganggap kepemimpinan moderatnya adalah vital dalam menghentikan infeksi ideologi keras ISIS ke Filipina yang bermayoritas Katolik itu.

"MILF mengutuk barbarisme dan kebiadaban baik yang dilakukan oleh kelompok-kelompok lain seperti ISIS maupun oleh anggota MILF sendiri," kata MILF dalam editorial yang diposting dalam  laman kelolaannya www.luwaran.com.

"Sejujurnya, kekuasaan, garis moderat dan pengaruh MILF-lah yang mencegah lahirnya sebuah kelompok radikal yang benar-benar kuat."

MILF juga mengatakan daerah otonomi muslim yang sudah direncanakan dan menjadi bagian terpenting kesepakatan damai, akan menjadi benteng melawan ideologi ekstrim ISIS.

MILF mendesak Presiden Benigno Aquino untuk menyetujui rancangan undang-undang pembentukan daerah otonomi yang sudah dikirimkan kepada dia pekan lalu oleh komisi bersama MILF dan juru runding pemerintah.

Kesepakatan perdamaian itu meminta Aquino mengirimkan RUU itu ke Kongres tahun ini sehingga daerah otonomi bisa diterapkan pada waktu dia meninggalkan jabatan pada pertenganan 2016.

Namun Aquino menolaknya dengan meminta komisi bersama untuk merevisinya.  MILF lalu mengingatkan jika tak segera diundang-undangkan maka RUU itu bisa memicu tersebarnya virus ISIS.

Dua kelompok muslim bersenjata Filipina, yakni Abu Sayyaf dan Pejuang Kebebasan Islam Bangsamoro (BIFF), belum lama ini menyatakan kesetiaan kepada ISIS lewat cuplikan video lewat internet.

Sejumlah politis sudah mengungkapkan keperihatinannya bahwa kedua kelompok bersenjata itu telah bertempur bersama ISIS di luar negeri, kendati militer Filipina menyatakan tidak ada bukti untuk itu.

Abu Sayyaf adalah organisasi yang bertautan dengan Alqaeda dan beranggotakan ratusan militan yang diantaranya bertanggung jawab atas serangan teroris mematikan ti Filipina.

BIFF yang memiliki 200 pejuang ini menyempal dari MILF setelah menolak pembicaraan damai dan berusmpah untuk terus memperjuangkan sebuah negara Islam yang merdeka.

"Bagi kami, ancamannya bukan pada dua kelompok yang bergabung dengan ISIS. Jumlahnya terlalu kecil dikhawatirkan dan tak ada bedanya," kata MILF.

"Ancaman sungguh berasal dari ekstrimisme yang diekspo ISIS. Ide-idenya menular dan berbahaya," kata MILF seperti dikutip AFP.




Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014