... media sosial sebagai bagian terpenting dari kehidupan sehari-hari generasi muda telah memainkan peran yang besar di Asia dengan total 62 juta pengguna di Indonesia... "
Jakarta (ANTARA News) - PBB menilai generasi muda dapat berkontribusi menanggulangi bencana alam dengan menggunakan teknologi, salah satunya media sosial guna menyebarluaskan informasi terjadinya bencana pada khalayak luas.

"Pemuda dapat berkontribusi tentang kesiagaan mereka terhadap bencana lewat media sosial karena dapat menjangkau khalayak luas dan mendapat tanggapan yang cepat pasca terjadinya bencana alam," kata perwakilan dari Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (UN OCHA) Regional Bangkok, Samantha Orr, yang dihubungi lewat telekonferensi dari Jakarta, Senin.

Ia mengatakan media sosial sebagai bagian terpenting dari kehidupan sehari-hari generasi muda telah memainkan peran yang besar di Asia dengan total 62 juta pengguna di Indonesia.

Twitter merupakan salah satu media sosial yang paling banyak digunakan anak muda per Januari 2014 dan dianggap lebih mudah untuk menjangkau badan organisasi PBB di seluruh dunia dalam melaporkan bencana alam yang terjadi di lokasi sekitar.

UN OCHA juga menyediakan pusat informasi kemanusiaan berbasis situs yang bernama ReliefWeb agar pengunjung dapat mengakses data terbaru mengenai krisis global, bencana, dan upaya bantuan yang dilakukan.

Reliefweb mengumpulkan dan menyiarkan 43.924 informasi kemanusiaan terbarukan sepanjang 2013, termasuk krisis di Suriah, Republik Afrika Tengah dan Sudan Selatan, serta topan di Filipina.

Media sosial, seperti Twitter, Facebook, dan Linked-in pun berperan dalam mempromosikan ReliefWeb sebagai situs terpercaya.

Perwakilan dari Organisasi Pendidikan, Keilmuan dan Kebudayaan PBB (UNESCO) Jakarta, Ardito M. Kodijat, menekan partisipasi pemuda dalam menanggulangi bencana karena pemuda dianggap memiliki kreativitas, pikiran yang murni, energi tanpa batas, serta kemauan untuk melakukan kegiatan sosial.

"Pemuda dapat dilibatkan dalam upaya pengurangan risiko bencana alam karena lingkungan mereka luas, yakni komunitas sosial dan keluarga sehingga informasi mengenai bencana alam dapat disebarluaskan secara vertikal dan horizontal," kata Ardito selaku Staf Unit Informasi Pengurangan Risiko Bencana Tsunami UNESCO Jakarta.

Pewarta: Mentari Gayati
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014